Batik Tarakan Setop Produksi dan Beralih Buat Masker

Pelatihan membuat desain batik khas Kalimantan di atas secarik kertas yang dilakukan kepada anak-anak difabel. (Foto: Mansyur/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Salah satu sentra produksi kain batik di Kota Tarakan Kalimantan Utara, setop produksi akibat dampak merebaknya virus Corona (Covid-19).

Kondisi ini terjadi selama pandemi Covid-19 merajalela di Bumi Paguntaka. Perajin Batik Tarakan Soni Lolong mengatakan, penghentian produksi batik lokal ini sengaja dilakukan guna menghindari terjadinya sosial dan physical diatancing sesuai imbauan pemerintah.

“Biasanya kan kalau memproduksi batik mengumpulkan sejumlah orang, nah ini yang kita hindari sehingga harus disetop dulu untuk sementara waktu sampai kondisi kembali membaik,” katanya, Kamis (23/4/2020).

Akibat penghentian pembuatan kain batik Tarakan itu membuat omset terjun bebas. Bahkan, tidak ada sama sekali. “Saat masih produksi ya bisa dapatkan Rp10 sampai 20 juta per bulan, kalau sekarang sama sekali tidak ada,” kata pria kelahiran Sukabumi Jawa Barat ini.

Meski demikian, Soni tak habis akal dalam meraih omset guna memenuhi kebutuhan pokok buat keluarganya maupun perajian batik yang beberapa bulan terakhir melibatkan anak-anak difabel.

“Selama pembuatan batik tidak berproduksi, kita beralih membuat masker biar bisa menyambung pendapatan dan ada kegiatan yang bisa dilakukan,” jelasnya seraya mengatakan telah menghasilkan 500 lembar masker yang diorder oleh Pertamina EP Tarakan.

Ratusan masker ini telah dibagikan kepada warga sejumlah titik termasuk ke Gugus Utama BPBD Tarakan, pada Rabu (22/4) kemarin, yang dilakukan bersama Pertamina EP Tarakan.

Masker kain berbahan katun yang dibuat anak-anak difabel binaan Pertamina EP Tarakan dijual seharga Rp6 ribu per lembar. “Kita buka order ke siapa saja yang membutuhkan masker yang dibuat anak-anak difabel ini,” ujarnya.

Anak-anak difabel yang diperbantukan Soni dalam membuat masker yang sebelumnya memproduksi batik, buah hasil kerja sama dengan PT Pertamina EP Tarakan dan Dinas Sosial Tarakan.

“Ketika mendapatkan orderan banyak, sebagian pengerjaan pembuatN masker bisa dilakukan di rumah anak-anak masing-masing, tapi finisnya di rumah saya,” demikian Soni. (*)

Reporter: Mansyur Adityo

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here