Peminat Mahasiswa UBT KKN di PMI Membludak, Yunus Abbas Ngaku Kaget

Mahasiswa KKN akan Diberi Sertifikat

Perwakilan mahasiswa UBT yang akan melaksanakan KKN di PMI Tarakan saat foto bersama, pagi tadi. (Foto: Mansyur/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Sejak 14 Juli kemarin, sebanyak 864 mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (UBT) mengikuti kuliah kerja nyata atau KKN.

Ratusan mahasiswa dari seluruh fakultas itu melaksanakan KKN mandiri di sejumlah instansi pemerintah di seluruh kabupaten kota yang ada Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) maupun di provinsi lain.

Salah satunya di Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Tarakan. “Kami merasa sangat bersyukur UBT menjadikan PMI tempat KKN. Tentu hal ini sangat kami respon baik, karena telah memberikan peluang kepada mahasiswa dalam misi kemanusiaan,” ujar Ketua PMI Cabang Tarakan, Muhammad Yunus Abbas, pagi tadi.

Dia menyebutkan, peminat dan antusiasme mahasiswa UBT yang ingin melaksanakan KKN di PMI Tarakan cukup tinggi. “Awalnya data mahasiswa yang ingin KKN mandiri di PMI berjumlah 15 orang, tapi kemarin (14/7) sore kami yang terima datanya jadi membludak, yakni ada sekitar 40 mahasiswa dari 6 fakultas yang ada di UBT. Ini yang membuat kami kaget,” ucapnya.

Puluhan mahasiswa yang KKN di PMI Tarakan ini nantinya akan menjalankan hampir semua program penanggulangan Covid-19 yang telah dimiliiki. Diantaranya, penyemprotan disinfektan, edukasi kesehatan, donasi sembako, dompet peduli kesehatan, pembinaan generasi muda, dan publikasi.

“Program publikasi dari mereka untuk mereka. Karena ketika mereka selesai KKN, minimal ada produk, mungkin dalam bentuk video simulasi atau video pembelajaran, sosialisasi, sekaligus bentuk pertanggungjawaban mereka,” katanya.

Disamping menyusun dan menjalankan program-program tersebut, PMI Tarakan juga telah membuat kerangka acuannya. Namun, sebelumnya dalam pekan ini, mahasiswa KKN tersebut akan dibekali pengetahuan tentang PMI.

Yunus Abbas menambahkan, mahasiswa juga didorong untuk mengidentifikasi data sosial di kelurahan yang terdampak Covid-19. “Data sosial seperti terdampak ekonomi akibat Covid-19, orangtua jompo, janda dan lainnya akan kita coba himpun data. Sehingga harapannya mereka akan bekerja berdasarkan data itu dan rill,” terangnya.

“Sekaligus mengenalkan mahasiswa terhadap lingkugan di mana mereka berada. Dan bisa saja nanti, sebagai data untuk meneyelsaikan studinya, yang bisa digunakan untuk PMI atau instansi lain,” sambungnya.

Dia mengharapkan, apa yang didapatkan di PMI Tarakan selama mengikuti KKN dapat dikembangkan di lingkungan sekitarnya atau di kampus tempat ia mengenyam pendidikan.

“Karena kita punya Lembaga Pendidikan Kesehatan, setelah selesai nanti kita akan berikan sertifikat, sehingga bisa menambah penguatan komptensi sosial mereka, bahkan jadi pendamping ijazah,” demikian Yunus Abbas.

Untuk diketahui, KKN tahun ini dilaksanakan dengan pola mandiri yang kali pertama dilakukan lantaran masih berada di tengah Covid-19. Oleh karenanya, PMI Tarakan akan terus mewanti-wanti seluruh mahasiswa yang melaksanakan KKN untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan. Seperti rutin mencuci tangan dengan sabun bersama air mengalir, mengenakan masker, jaga jarak, dan mengecek subuh tubuh. (sur)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here