KAYANTARA.COM, BULUNGAN –Melanjutkan aksinya dalam kunjungan kedua di Kalimantan Utara (Kaltara) pada 10 bulan pertama masa kepemimpinan Gubernur Zainal A. Paliwang dan Wakil Gubernur Yansen TP, Presiden Joko Widodo menginjakan kaki di Kabupaten Bulungan dalam acara Groundbreaking Kawasan Industri Hijau Indonesia.
Orang nomor satu di Indonesia ini melakukan kunjungannya dengan didampingi oleh Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) yang sebelumnya juga telah melakukan peninjauan bersama Gubernur Zainal dan Bupati Bulungan, Syarwani beberapa waktu lalu.
“Kesadaran dunia internasional terhadap ekonomi hijau saat ini semakin tinggi, sehingga ini dapat berpengaruh pada perekonomian Indonesia di masa mendatang. Permintaan atas produk hijau yang semakin meningkat di pasar nasional maupun global,” ujar Garibaldi Thohir saat mengawali sambutan pada kegiatan di Tana Kuning, Selasa (21/12).
Ketua Konsorsium Indonesia ini mengaku bahwa sumber daya alam di Indonesia, khususnya Kaltara merupakan suatu hal yang wajib untuk disyukuri. Menurutnya kekayaan tersebut dapat menjadi modal untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dalam negeri.
Selain itu, Menko Marves mengaku bahwa pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Kaltara bukan suatu hal yang mudah. Ini dilihat dari perencanaan pembagunan kawasan industri sejak tahun 2015 lalu dan hingga tahun 2018 tidak terlihat perkembangan yang signifikan.
“Hanya ada perpanjang izin saja dari tahun ke tahun, setelah kami pelajari permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan antara telur dan ayam. Investor industri yang mau masuk ke wilayah ini bersedia berinvestasi kalau PLTA sudah dibangun, sementara di sisi lain investor dari PLTA hanya mau membangun jika sudah ada kepastian optiker pembeli listrinya. Jadi ini terus berputar-putar, akhirnya pembangunan tidak maju-maju,” ungkapnya.
Menurutnya, pembangunan KIPI membutuhkan tekad keberanian yang diimbangi dengan kemampuan eksekusi serta kekuatan finansial yang besar agar dapat merealisasikan PLTA dan kawasan industri yang mendapatkan dukungan langsung dari Presiden Jokowi.
“Pada tahun 2019 kami mulai melakukan penjajakan serius terhadap pengembangan kawasan ini, atas perintah dari Bapak Presiden kami melakukan roadshow ke Amerika Serikat, Eropa, Uni Emirat Arab, dan Tiongkok untuk dapat menawarkan potensi investasi di wilayah Kaltara ini,” ujar pria kelahiran Sumatera Utara tersebut.
Kunjungan tersebut membuahkan hal yang baik, hal ini terlihat dari kesedian para investor tersebut dalam membangun solar panel serta PLTU untuk digunakan selama 10-15 tahun ke depan selama periode transisi pembangunan dari PLTA.
Konsep kawasan industri hijau ini akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di dunia dan dibangun dengan konsep ramah lingkungan serta memiliki keunggulan geostrategis untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai tinggi dan daya saing internasional.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa sekarang Indonesia akan masuk pada hilirisasi pada industrialisasi bahan-bahan mentah, ia menegaskan bahwa ke depannya sebagian besar ekspor dari Kaltara akan berbentuk bahan setengah jadi atau produk jadi agar dapat memberi nilai tambah dan edit value yang besar bagi Indonesia.
“Ini adalah lompatan katak yang ingin kita lakukan agar kelihatan manfaatnya secara nyata pada lima hingga sepuluh tahun mendatang, nanti kita lihat. Saya minta kepada menteri, gubernur, dan bupati untuk melakukan persiapan SDM dalam mendukung kawasan industri ini,” ujar Presiden.
Ia mengaku sangat menyukai pembangunan kawasan industri yang menggunakan teknologi mutakhir dan menghasilkan sodium-ion, lithium-ion, semikonduktor, petrochemical, serta turunannya untuk dapat menghasilkan produk-produk yang menjadi gaya hidup masyarakat.
“Semua akan muncul dari Kaltara, selain itu ini akan menjadi kerja sama besar antara investor Indonesia dengan investor Tiongkok, Uni Emirat Arab, dan sebagainya. Semua akan bergabung, kita harapkan ini mejadi industri hijau terbesar di dunia,” ujarnya menggugat luas wilayah industri yang sudah mencapai 16.412 hektare dari target 30.000 hektare tersebut.
Ia meminta seluruh pihak terkait untuk mengawal keberlangsungan industri tersebut agar dapat kondusif sehingga investasi dapat memberi percepatan pembangunan.
Presiden Jokowi menekankan agar pemerintah dapat menghindari persoalan serta tidak menunggu terlalu lama terkait ijin-ijin untuk menunjukan keseriusan pembangunan kawasan tersebut.
Sebagai penutup, dilakukan penandatanganan Dokumen Pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia oleh Gubernur Kaltara dan Bupati Bulungan, penandatanganan Letter of Intent oleh 10 perwakilan dari perusahaan investor, dan penekanan tombol sirine oleh Presiden Jokowi sebagai tanda groundbreaking Kawasan Industri Hijau Indonesia.
Terkait kunjungan pria kelahiran Surakarta ini, Gubernur Zainal mengaku sangat berterima kasih. Hal ini karena kesediaan Presiden Jokowi untuk melirik Kaltara sebagai tempat pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia, ia berharap ke depannya masyarakat di Kaltara dapat menerima dampak positif.
“Harapan utama adalah dapat mensejahterakan masyarakat Kaltara dan dapat merekrut tenaga-tenaga lokal maupun perusahaan lokal dalam pelaksanaan kegiatan KIPI. Selain itu, pembagian sertifikat lahan tambak hari ini telah terlaksana sesuai dengan janji politik saya dulu,” ungkap Gubernur Zainal saat diwawancarai.
“Semua ini dapat terlaksana karena dukungan Bapak Presiden dan Menteri ATR-BPN, hingga hari ini akhirnya dapat terealisasikan. InsyaAllah tahun depan dibuat lagi sertifikat yang sama bagi pemilik tambak yang belum memiliki sertifikat.
Jadi diharapkan masyarakat yang lahan tambaknya belum tersertifikasi agar dapat segera mendaftarkan di badan pertahanan setiap kabupaten/kota,” pungkasnya. (dkisp)