Hearing Bersama DPRD, Seorang Dosen Bawa Bukti Rekaman Pimpinan Politeknik

Rapat dengar pendapat dosen dan Civitas Akademik Politeknik Nunukan di DPRD Nunukan. (Foo:Oktavianus/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, NUNUKAN – Masalah manajemen kampus PDD Politeknik Nunukan yang sempat viral di media sosial, berlanjut dalam rapat dengar pendapat di gedung DPRD Nunukan, Kamis (6/2/2020).

Rapat yang dihadiri sejumlah anggota DPRD Nunukan, dan Sekda Pemkab Nunukan, Serfianus. S.IP ini melibatkan Civitas Akademik PDD Politeknik, dan Direktur Politeknik Samarinda.

Termasuk sejumlah dosen aktif maupun mantan dosen yang telah meluapkan semua kekecewaannya kepada pihak manajemen kampus dalam rapat tersebut.

Bahkan, dari pantauan media ini, salah satu dosen membeberkan bukti rekaman hasil pembicaraan antara dosen dengan direktur yang membahas perpanjangan kontrak terhadap 44 dosen Politeknik Nunukan.

Namun jawaban direktur dalam rekaman tersebut masih mengambang, dan tidak memberikan kepastian kepada sejumlah dosen yang meminta surat keputusan (SK) pengangkatan sebagai dosen tetap.

“Sikap Direktur Poltek Nunukan tidak mencerminkan seorang akademisi, saya dikirimkan surat via chat WhatsApp berisi pemberhentian, dan kontrak saya tidak diperpanjang,” ungkap salah satu dosen, Eka Siska Contesa.

“Apakah kampus mau menciptakan perbudakan intelektual tanpa menggaji,” kesalnya menambahkan.

Hal senada juga disampaikan Luti Widiyani, mantan dosen Politeknik Nunukan. Dalam kesempatan itu, Ia sempat mempertanyakan mekanisme pengelolaan anggaran dan kebijakan yang ternyata jauh dari harapan.

“Silahkan dijelaskan, ada bahasa dari Ketua PDD Poltek bahwa saya tidak tahu bagaimana menggaji kalian, silahkan mencari di luar Poltek nanti jika stabil bisa kembali,” ucap Luti saat meniru ucapan Ketua PDD Politeknik Nunukan.

Menanggapi persoalan ini, Direktur Polnes Samarinda, Ramli, mengatakan bahwa kebijakan rasionalisasi dan keterlambatan pembayaran gaji dosen bermuara pada kondisi keuangan PDD Politeknik Nunukan.

“Anggaran yang bisa kita gunakan saat ini adalah PNBP dari SPP mahasiswa Rp1.2 milar, namun saat ini anggaran yang baru masuk di kisaran Rp57 juta lebih,” katanya.

Lanjut dia, pada prinsipnya Polnes Samarinda yang bertindak sebagai pembina Politeknik Nunukan akan berupaya proses perkuliahan terus berjalan hingga mahasiswa di wisuda sembaru menunggu status kemandirian kampus tersebut. (*)

Reporter: Oktavianus
Editor: Mansyur Adityo

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here