Tentang Fachruddin dan Muhammadiyah

Oleh: Ibrahim, SH (Ketua Pemuda Muhammadiyah Tarakan Periode 2015-2019)

KIAYI Haji (KH) Fachruddin adalah kader langsung KH Ahmad Dahlan. Suatu hari dia pamit agar diizinkan untuk sementara tidak aktif dalam Muhammadiyah.

Dia ingin memperbaiki nasib, ingin fokus berdagang. Ya tidak aktif sementara.

Dan inilah jawaban Dahlan “Apa engkau kira kalau meninggalkan Muhammadiyah dan berdagang saja engkau akan menjadi kaya? Bukankah Allah SWT sang pemberi rezeki?

Fachruddin malu pada dirinya, dia tidak jadi berhenti, malah semakin giat mengurus Muhammadiyah sambil berdagang.

Fachruddin adalah pemimpin persyarikatan yang memegang teguh aturan organisasi, bukan hanya taat aturan bahkan beliau di luar kepala Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan ketentuan lainnya. Beliau menginginkan kader Muhammadiyah demikian.

Suatu saat murid KH. Fachruddin bernama Yunus Anis datang ke rumah beliau “Apakah engkau sudah menjadi anggota Muhammadiyah?” tanya fachruddin. Yunus Anis pun tergagap mendapat pertanyaaan mendadak itu.

Bagaimana kamu ini pernah menjadi guru, menjadi pimpinan cabang, malah ketua Majelis Tabligh dan Majelis Pustaka, tapi belum menjadi anggota, masyaAllah.

Yunus menjawab saya sudah merasa menjadi angggota, sudah berbuat untuk Muhammadiyah, yang pentingkan kerjanya.

Tidak… potong Fachruddin sembari mengatakan menjadi anggota Muhammadiyah harus lahir bathin, tidak cukup hanya di bathin saja, tapi harus mengikuti aturan Muhammadiyah lahir bathin.

Beberapa hari kemudian Yunus kembali bertemu dan menyatakan sudah menjadi anggota muhammadiyah,

Sudah punya anggaran dasar? tanya Fachruddin. “Sudah malah saya sering melayani kawan – kawan yang membutuhkannya,” kata Yunus.
“Sudah kau baca seluruhnya,” tanya dia lagi.

“Sudah saya baca, tapi belum tamat karena saya baca yang perlu-perlu saja, dan saya cari pasal-pasal tertentu bila ada masalah atau kesulitan,” kata Yunus.

“Ohh jadi dalam anggaran dasar banyak perkara yang tidak perlu begitu,” tanya Fachruddin. Lagi, Yunus kembali tergagap.

Sikap Fachruddin kepada Yunus Anis bukan bermaksud mempersulit menjadi penggerak persyarikatan, tetapi ingin anggota Muhammadiyah dapat mengetahui dan memahami Muhammadiyah lahir bathin.

Momentum Muswil II Pemuda Muhammadiyah Kaltara untuk kembali mengingatkan kita smua sebagai kader, anggota dan simpatisan pemuda Muhammadiya untuk kembali kepada konstitusi organisasi.

Jangan ada lagi yang mencoba untuk mengingkari, atau bahkan berani mencoba melanggar konstiutsi. Atau bahkan berfikiran “Ahh itukan buatan manusia bisa diubah”

Kalau bukan kader, anggota dan simpatisan Pemuda Muhammadiyah yang menghormati aturan, maka siapa lagi yang kita harap untuk menghormatinya. (*)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here