Ibadah Ramadan Selama Pandemi Covid-19 jadi Topik Diskusi Online Malam Ini

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Ramadan tahun ini kemungkinan akan dilalui dengan sangat berbeda oleh umat muslim di seluruh dunia. Penyebabnya, sekitar seminggu menuju Ramadan 1441 hijriah atau 2020 masehi, umat muslim masih dibayangi oleh pandemi Covid-19, termasuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Bahkan, beberapa waktu lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltara telah mengeluarkan maklumat ibadah Ramadan dan Idulfitri tahun ini dengan melakukan dari rumah.

Hal ini menjadi topik pembahasan masyarakat khususnya di forum media sosial maupun sekelompok orang. Ada yang pro, ada pula yang kontra.

Nah, persoalan ini akan diangkat dalam Ngobrol Lepas (NgoLep) Bagian 1 melalui tajuk diskusi online dengan tema Ibadah Ramadan Dimasa Pandemi.

Diskusi online yang digagas oleh Gusdurian Paguntaka ini akan dimulai pada pukul 20.00 hingga 21.00 Wita malam ini, dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya. Yaitu, KH. Abdul Somad, Lc dan Ustaz H. Syamsi Sarman yang disiarkan langsung melalui akun instagram gusdurian_paguntaka, dan facebook Gusdurian Paguntaka dengan menggunakan aplikasi zoom meeting.

“Ngobrol lepas tentang bagaimana menjalani ibadah Ramadan di tengah imbauan pembatasan sosial (social distancing) khususnya di lingkup lokal masyarakat Kaltara,” jelas Adi Suryana Putra, selaku panitia pelaksana.

Sejatinya, dikatakan Adi, diskusi online ini mengangkat tema-tema sosial kemasyarakatan terkait isu-isu besar yang dapat menjadi keresahan lokal.

“Karena yang lagi jadi keresahan adalah akibat turunan dari pandemi Covid-19 ini dan penerapan pembatasan sosial. Diskusinya akan kami lakukan bertahap, tapi tergantung dampak turunan dari pandemi ini yang bisa menjadi keresahan lokal kita di Kaltara,” katanya.

Dengan begitu, pada sesi diskusi online tersebut, panitia akan mengangkat persoalan lainnya akibat dampak pandemi corona saat ini. Misalnya, terkait dunia pendidikan, ketahanan pangan dan lainnya.

“Pelibatannya ya pengambil kebijakan, pakar-pakar lokal, dan aktivis sosial. Yang penting lagi dari ngobrol kami ini adalah bahwa diusahakan ini bisa menjadi referensi narasi yang bisa menggerakkan banyak pihak untuk mengambil sikap yang lebih bijak terhadap pandemi ini,” demikian Adi. (*)

Reporter: Mansyur Adityo

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here