Hingga April Tembus 70.35 Persen, Penerimaan BC Tarakan Capai Rp11.990 Miliar

Minhajuddin Nafsah (Foto: Mansyur/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Kota Tarakan, optimistis bisa memenuhi target penerimaan kepabeanan dan cukai selama 2020 sebesar Rp17.616.000 miliar, meski saat ini sedang terjadi pandemi virus corona (Covid-19).

Hal ini bercermin pada realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga April 2020 yang tercatat sebesar Rp11.990.000 atau 70.35 persen dari target yang dibebankan.

“Sedangkan untuk bea masuk kami ditarget Rp8.47 miliar, sampai April terelaisasi Rp3.5 miliar atau 41.5 persen,” kata Kepala KPPBC Tarakan, Minhajuddin Nafsah kepada media ini, Selasa (13/5).

Sementara realisasi bea keluar tercatat sebesar 99.3 persen atau Rp8.471 miliar dari target Rp8.2 miliar tahun ini.

“Jika dibandingkan realisasi dibulan April 2019 lalu sebesar Rp10.8 miliar, penerimaan bea masuk dan keluar di bulan yang sama tahun ini sedikit lebih surplus,” ujarnya.

Meski optimistis target 2020 bisa tercapai hingga akhir Desember mendatang, Minhajuddin mengakui kondisi tersebut tak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh KPPBC Tarakan.

“Tapi kalau melhat trendnya seperti ini kami merasa optimis bisa mencapai target sampai akhir tahun nanti. Kecuali kegiatan eksportir berhenti,” ucapnya.

Menurutnya, peningkatan penerimaan kepabeanan dan cukai di tengah pandemi corona saat ini didukung banyak faktor. Salah satunya terjadinya harga pasar internasional yang menggiurkan bagi pelaku eksportir lokal tersebut.

Termasuk kenaikan mata uang dollar Amerika Serikat yang secara umum makro ekonominya berdampak bagi eksportir.

Adapun barang yang diekspor dari provinsi termuda di Tanah Air ini diantaranya batubara, CPO dan turunannya maupun bahan olahan kayu serta lainnya.

“Tujuan ekspor dari Kaltara ada yang ke beberapa negara eropa, dan asia seperti China, India dan Malaysia,” sebutnya.

Namun tren peningkatan ekspor tidak terjadi pada kegiatan impor lantaran wabah virus corona. “Impor trennya menurun. Sehingga impor arus barang masuk ke Kaltara lewat Tarakan tidak ada pergerakan, sehingga praktis bertumpu pada sumber dalam negeri,” demikian Minhajuddin. (*)

Reporter: Mansyur Adityo

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here