Banyak yang Positif Tak Terdeteksi dengan Rapid Test, Tarakan Kecolongan Lagi

KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Zero atau nihil dari kasus positif Covid-19 di Kota Tarakan ternyata hanya mampu bertahan sekitar 21 hari.

Selama tiga pekan itu dari 88 kasus positif sebelumnya telah dinyatakan sembuh. Namun hari ini, Sabtu (8/8/2020), kasus positif Covid-19 di Bumi Paguntaka kembali ditemukan sebanyak satu orang yang merupakan pelaku perjalanan dari Jakarta.

“Hari ini ada penambahan kasus positif Covid-19 di Tarakan sebanyak satu orang atas nama SR (49) laki-laki dengan riwayat perjalanan dari Jakarta,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kaltara, Agust Suwandy, siang tadi.

Sehingga jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Kaltara tercatat sebanyak 295 orang. Sembuh 265, dan meninggal dua orang.

Sementara yang masih dirawat sebanyak 27 orang. Meliputi satu di Tarakan, 4 di Bulungan, 3 di Nunukan dan 20 orang di Malinau. Dengan persentase kesembuhan 90.44 persen.

Agust menambahkan, pendatang dari luar Kaltara dengan menggunakan rapid test kendati dinyatakan negatif dari Covid-19 sifatnya hanya screening.

“Dan banyak yang positif tidak terdeteksi dengan rapid tes. Apalagi kalau tanpa gejala tidak akan ketahuan pada pemeriksaan suhu di bandara, juga pada pengisian HAC di KKP. Ini ketahuan karena yang bersangkutan secara mandiri periksa swab di RS Tarakan,” ungkapnya.

Bercermin dari kasus ini, Agust tak henti-hentinya mengingatkan agar masyarakat Kaltara selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di mana dan kapan pun.

“Tapi sayang masih banyak yang mengabaikannya. Kalau semua wajib swab itu aturannya harus dari pusat. Cuma jangankan swab, rapid test saja banyak yang keberatan,” kata Agust.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Tarakan, dr Devi Ika Indriarti juga mengatakan hal serupa. Dia menambahkan, warga Tarakan yang dinyatakan terkonfirmasi positif ini berdomisili di Kelurahan Pamusian.

“Sehingga jumlah kumulatif pasien positif Covid-19 di Tarakan sampai sekarang sebanyak 89 orang, 88 diantaranya sudah dinyatakan sembuh,” sebut Devi. (sur)

Iklan



1 KOMENTAR

  1. 1. alat test swab/pcr yg d datangkan pemerintah dg harga yg mahal, terlepas dari harganya, tujuan alat itu didatangkan adlah ntk test covid 19 tapi kenapa pemerintah tdk melakukan secara rutin dan terjadwal ke masyarakat terutama di tempat umum?…test swab masal…mengingat hasil rapid tdk pasti hasilnya…. kalaupun masyarakat memprotes ini bkn alasan ntk tdk melakukan swab masal secra random….terima kasih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here