Belajar Tatap Muka di Sekolah Mulai Aktif dengan Protokol Kesehatan

Ruangan kelas yang sedang disiapkan untuk belajar tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan

KAYANTARA.COM, MALINAU – Sekolah tingkat Sekolah Dasar (SD) di lingkungan Kabupaten Malinau sudah kembali aktif melaksanakan kegiatan belajar tatap muka dengan menjalankan protokol kesehatan per tanggal 1 September kemarin.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malinau Fureng Elisa Mou menyampaikan bahwa proses kegiatan belajar tingkat SD sudah mulai aktif kembali. Ini sesuai keputusan SKB 4 Kementerian pada September.

“Nah, Malinau per 1 September ini sudah aktif. Bahkan, beberapa minggu lalu, kami juga sudah memonitoring kesiapan SD. Apakah sudah sesuai standar protokol kesehatan,” ujar Fureng, Selasa (1/9/2020).

Berdasarkan pantauan di lapangan, kata dia, setiap SD rata-rata sudah menyediakan standar protokol kesehatan. Bahkan, kesiapan para siswa untuk turun kembali ke sekolah sangat disambut baik.

“Beberapa siswa sangat senang sekali, karena aktif kembali ke sekolah. Artinya anak-anak kita ini memang sudah mulai bosan di rumah,” katanya.

Namun, kata dia, ada beberapa sekolah masih belum melakukan aktivitas belajar tatap muka. Sebab, hal itu berdasarkan musyawarah pihak sekolah dengan komite sekolah atau orangtua siswa.

“Kita tidak memaksakan bagi sekolah itu kembali melaksanakan tatap muka. Tapi dikembalikan lagi, bagaimana ketentuan hasil musyawarah antara pihak sekolah dan orangtua siswa. Kalau ada orangtua yang tidak siap, maka tidak dipaksakan,” jelasnya.

Karena, kata Fureng, sesuai dengan evaluasi dari Kemendikbud terhadap kegiatan belajar mengajar ini terdapat kelonggaran di situasi masa pandemi Covid-19.

“Kelonggaran itu kegiatan belajar tatap muka bisa dilaksanakan diwilayah zona kuning dan hijau. Nah, Malinau sudah zona kuning dan dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka. Dengan catatan menjalankan kedisiplinan protokol kesehatan,” tegasnya.

Menurut Fureng, rata-rata orangtua siswa mengizinkan anaknya mengikuti belajar tatap muka. “Tapi tidak semua siswa yang turun. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelas dibatasi 50 persen. Jadi ada yang belajar tatap muka dan belajar di rumah,” jelasnya.

Dia menyampaikan bahwa masing-masing pihak sekolah menyusun jadwal secara bergantian. Satu minggu sekali belajar tatap muka dan belajar dari rumah.

“Jadi ada yang melaksanakan bergantian secara berkelompok setiap hari. Dan, yang satu minggu sekali. Artinya mereka per shift,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala SDN 001 Mentarang Dionesius mengatakan bahwa pihaknya sudah menurunkan muridnya belajar tatap muka. Ini sesuai dengan musyawarah yang dilaksanakan.

“Pertemuan kita dengan para orangtua siswa, kebanyakan mereka tidak sanggup mengajar anak-anaknya di rumah. Sehingga mengizinkan anak-anak turun ke sekolah. Apalagi memang anak-anak ini kebanyakan tidak mau diajar orangtuanya,” jelasnya. (adv/eby)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here