Zainal-Yansen Bertekad Memperkuat Kabupaten Kota, Jadikan Kaltara Rumah Besar

Calon gubernur dan wakil gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang – Yansen TP saat berdoa dalam acara peresmian sekretariat dan pengukuhan Tim Pemenangan Koalisi dan Kartini ZIYAP Kabupaten Malinau

KAYANTARA.COM, MALINAU – Jika terpilih dalam Pilgub Kaltara 9 Desember 2020, pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang-Yansen TP bertekad memperkuat pembangunan di lima kabupaten kota.

“Kaltara ini harus kita jadikan sebuah rumah besar,” kata calon wakil gubernur Yansen TP dalam kampanyenya di Desa Batu Lidung, Kecamatan Malinau Kota, belum lama ini.

Karena itu, bagi masyarakat Kaltara yang berasal dari luar Kaltara, hiduplah dengan damai dan sama-sama berpikir untuk membangun Kaltara serta jangan hanya berpikir akan pulang kembali ke daerah asal.

“Mohon maaf, misalkan kamu datang dari NTT, jangan lagi pikir NTT karena kamu sekarang hidup di sini, hidup dengan damai di sini. Demikian juga masyarakat Dayak, jangan merasa bahwa kita sudah hidup di sini turun temurun lalu kita katakan kita yang penguasa. Tidak. Karena ini Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Bupati Malinau dua periode ini.

Jadi, tegasnya, tidak ada lagi pikiran-pikiran sempit, sebab semua berperasaan yang sama bahwa “Kaltara Rumah Kita”, maka harus dijaga, dipelihara dan jadikan tempat yang aman, nyaman dan damai.

Seperti halnya di Desa Batu Lidung yang penduduknya beraneka ragam suku dan agama semua harmonis dan hidup rukun.

“Di sini ada orang Jawa, di sini juga ada orang Batak, ada orang Toraja, NTT, ada Dayak, jadi semua hidup rukun di tempat ini karena apa, karena kita mencintai Batu Lidung, mencintai Malinau, mencintai Kaltara, mencintai anak-anak kita, demikianlah intinya Kaltara Rumah Kita,” katanya.

Oleh sebab itu, menurutnya yang paling penting adalah bagaimana Kaltara Rumah Kita itu betul-betul menjadi sebuah rumah yang menghidupkan dan dihidupkan.

Sebab misalkan tinggal di sebuah rumah tidak ada makanan, tidak ada artinya rumah tersebut. Kemudian, kalau ada makanan harus dipikirkan bagaimana mendapatkan makanannya. Nah di sinilah makna yang ZIYAP maksudkan dengan kabupaten kota pilar provinsi itu.

“Ada provinsi, tapi bagaimana programnya turun ke bawah. Misalnya contoh kalau kita dulu tinggal di pedalaman, ada air di gunung sana, tapi kita gak tahu bagaimana airnya itu mengalir dalam rumah. Kita mau masak tidak ada air. Maka ditaruhlah pipa, mengalirlah air masuk ke dalam ember, masuk ke dalam periuk,” jelasnya.

Artinya, kata pria kelahiran Pa’Upan Krayan ini, bagaimana cara provinsi menyalurkan programnya ke bawah. Kenapa, karena provinsi kedudukannya sebagai koordinator, provinsi membina, mengoordinasi dan mengawasi pelaksanaan pembangunan kabupaten kota.

“Nah untuk itu diserahkanlah kewenangan itu kepada kabupaten kota. Jadi saya dan Pak Zainal bertekad memperkuat kabupaten kota ini,” tegas alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Samarinda ini.

Kalau sudah diperkuat seperti itu, maka harus dibuat program agar bagaimana pembangunan bisa sampai ke rakyat dan dirasaka langsung. “Makanya kita buat program yang namanya membangun desa menata kota. Jadi ibarat pipa tadi mengalirlah dia sampai kepada masyarakat,” urainya seraya mengatakan bahwa program pembangunan percaya sepenuhnya kepada rakyat itu sudah dilakukan dan dilaksanakan di Kabupaten Malinau di bawah kepemimpinanya selama dua periode. (ADV)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here