KEUTAMAAN BERZAKAT MELALUI BAZNAS

SERING orang bertanya bolehkan berzakat langsung kepada fakir miskin tanpa melalui lembaga pengelola zakat seperti Baznas dan lembaga lain-lain.

Untuk menjawab pertanyaan seperti ini saya ingin sampaikan beberapa keterangan untuk membuka pengetahuan dan wawasan kita semua.

Di dalam QS. At Taubah: 60 Allah jelas menyebutkan tentang keberadaan amilin (pengurus zakat), yaitu orang atau lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengelola zakat.

Kemudian pada surah yang sama ayat 103 Allah juga memberikan tugas kepada amilin untuk mengambil zakat dari orang-orang yang berharta. Sehingga di masa Rasulullah dan kekhalifahan sahabat, Muadz bin Jabbal dan Ali bin Abi Thalib ra pernah diberikan tugas sebagai amilin.

Jadi, Baznas dan lembaga amilin yang ada saat ini bukanlah bikin-bikinan atau inisiatif pemerintah dan ormas Islam, melainkan perintah langsung dari Allah dan Rasulullah SAW.

Pertanyaan selanjutnya adalah kenapa meski lewat Baznas ?

Zakat merupakan rukun Islam dan kewajiban bagi setiap muslim yang harus ditunaikan sesuai waktu, kadar perhitungan dan sasaran yang sudah ditentukan.

Tidak bisa hanya didasarkan atas keinginan dan rasa sukarela saja. Ada ketentuan waktu (haul), standar nishob (batasan harta wajib zakat), nilai zakat (prosentase) dan sasaran (asnaf) siapa saja yang boleh dan tidak boleh menerima zakat.

Untuk itulah butuh pengetahuan dan keterampilan orang-orang yang ditugasi mengurus zakat itu. Sebagaimana ibadah sholat, puasa , haji, dan lain-lain.

Harus dilaksanakan sesuai ketentuan waktunya, rukun-rukunnya, syarat-syarat dan tata cara gerakan dan bacaan. Kalau salah bisa berakibat batal atau tidak sah. Maka demikian pula halnya dengan zakat. Jika dilakukan sendiri-sendiri oleh muzaki, apakah si muzaki yakin apa yang dilakukannya itu sudah sesuai dengan tuntunan syariah.

Sehingga berzakat melalui pengurus zakat atau amilin akan lebih memberikan kepastian bahwa apa yang telah dilakukan muzaki sudah tepat waktu, tepat nilai dan tepat sasaran.

Berzakat dan berinfak melalui lembaga amilin juga dapat memenuhi azas manfaat yang adil dan merata. Dalam QS. Adz-Dzariat : 19 dijelaskan bahwa orang miskin itu ada yang meminta-minta ada juga yang menahan diri tidak meminta-minta sehingga ia tidak mendapat bagian.

Bisa saja ada fakir miskin yang diketahui, tapi lebih banyak lagi fakir miskin yang tidak diketahui. Dengan manajerial yang baik dimana Baznas dan lembaga amilin memiliki data fakir miskin by name by address di setiap kelurahan, maka penyaluran zakat, infaq dan sedekah dapat tersebar secara merata.

Dan berzakat dengan tidak secara langsung bertemu antara muzaki dan mustahik akan lebih menjaga keikhlasan muzaki saat memberi dan melindungi marwah harga diri mustahik saat menerima. Apalagi diera digital informasi dan telekomunikasi saat ini. Segala aktifitas dipublikasikan ke media sosial, sangat mungkin mengurangi rasa keikhlasan si pemberi dan mengganggu kenyamanan perasaan si penerima karena wajah-wajah mereka harus terpampang di foto dan video.

Nah, itulah keutamaan berzakat, infaq dan sedekah melalui lembaga amilin. (*)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here