Bank Dunia untuk Indonesia dan Staf Kemen KP Kunjungi Kampung Nelayan Budidaya Rumput Laut Nunukan

KAYANTARA.COM, NUNUKAN – Kepala Perwakilan atau Kaper Bank Dunia untuk Indonesia dan Timur Leste (Country Director) Satu Kahkonen dan staf Menteri Kelautan dan Perikanan RI Ade Satari beserta rombongan melakukan kunjungan kerja (kunker) di Kampung Nelayan Budidaya Rumput Laut Mamolo Kecamatan Nunukan Selatan, Rabu (1/1/2023).

Kunker ini pun dilanjutkan dengan rapat koordinasi dengan Bupati Nunukan yang diwakili Sekretaris Daerah Serfianus di Kantor Bupati guna membahas hasil kunjungan lapangan budidaya rumput laut di kampung tersebut.

Dijelaskan, kunker Kaper Bank Dunia di Nunukan bertujuan untuk mengetahui kondisi kegiatan budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan. Serta membahas persoalan yang timbul.

Tak hanya Sekda, Asisten Pemerintah dan Kesra Abdul Munir, Perwakilan Unsur Forkopimda Kabupaten Nunukan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Suhadi, Kepala OPD terkait, Ketua Asosiasi Budidaya Rumput Laut Nunukan, dan para perwakilan pengusaha rumput laut Nunukan.

Mewakili Bupati, Sekda Nunukan kunker ini merupakan sebuah kehormatan yang besar. Sekaligus menjadi bukti adanya komitmen dan perhatian yang sungguh-sungguh dari Bank Dunia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia terhadap pengembangan sektor perikanan, khususnya sektor budidaya rumput laut.

“Bagi masyarakat Nunukan, rumput laut adalah urat nadi yang sangat menentukan maju mundurnya perekonomian.” ujarnya.

Dikatakan, besarnya pengaruh rumput laut terhadap perekonomian itu disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang ikut terlibat di sektor ini. Ada ribuan orang yang ikut berkecimpung di sektor ini, mulai dari pengikat rumput laut, pemukat, tukang cuci tali, buruh angkut, hingga pengepul rumput laut.

Selain itu, budidaya rumput laut di Nunukan juga tidak lepas dari masalah, mulai dari harga yang tidak stabil, kualitas rumput laut yang rendah, hingga kurangnya akses permodalan bagi para pembudidaya. Di tambah lagi munculnya masalah-masalah lingkungan, berupa pencemaran laut akibat dari penggunaan botol-botol plastik dan tali nilon yang tidak terkendali.

“Untuk itu saya berharap kunjungan Bank Dunia dan Pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan kali ini bisa membantu masyarakat untuk menyelesaikan berbagai persoalan tersebut.”ujarnya.

Selain itu, Contry Director World Bank Satu Kahkonen melalui juru bahasanya mengatakan bahwa kunjungannya kali ini karena ingin melihat secara langsung bagaimana budidaya rumput laut.

“Rumput laut di seluruh dunia menjadi komoditas yang sangat menarik dan harganya sangat bagus sekali. Tetapi dari sisi industri tidak banyak yang tahu tentang potensi pengembangan rumput laut ini dari sisi industri dari sisi pengembangan teknologi.” ungkapnya.

Menurutnya lagi, Bank Dunia sudah melakukan kajian di seluruh dunia tentang rumput laut dan kesimpulannya adalah semua negara masih mencari tahu potensi sepenuhnya dari rumput laut ini.

“Kesempatan ini juga datang dengan tantangan, semua kesempatan besar pasti ada tantangannya dan tanggungjawabnya. Kita diberikan berkah dalam bentuk sektor yang sangat menguntungkan tetapi kita juga diberikan amanah dan tanggungjawab supaya penanaman rumput laut ini tidak merusak lingkungan,” tegasnya.

Lebih lanjut lagi, Country Director World Bank Satu Kahkonen juga menyampaikan bahwa di luar dari apa yang sudah dilakukan saat ini masih banyak sekali pintu-pintu kesempatan pengembangan rumput laut untuk hal-hal yang jauh lebih bervariasi dibandingkan yang sudah diproduksi, mungkin ada beberapa yang merusak lingkungan dan mungkin ada yang lebih bersih dari sisi lingkungan.

“Saya mendorong kepada bapak ibu yang hadir untuk merenungkan dan memikirkan apa saja kesempatan-kesempatan, dan pintu-pintu yang belum pernah kita sentuh sama sekali kemudian bisa kita kembangkan, mungkin salah satunya dengan dukungan Bank Dunia,” ungkapnya. (prokompim)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here