Kecewa Prilaku Perusahaan, Warga Desa Ardimulyo Bentangkan Kain Putih di Tiap Rumah

Bentangan kain putih yang dipasang di setiap rumah warga di Desa Ardimulyo sebagai bentuk kekecawaan, pagi tadi. (Foto: IST)

KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR– Warga Desa Ardimulyo, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, mengaku kecewa terhadap aktivitas perusahaan tambang di wilayah tersebut.

Alhasil, untuk menunjukkan bentuk dari kekecewaannya, sejak Sabtu (4/1) pagi tadi, warga memasang bentangan kain putih berbentuk spanduk, yang dipasang di sejumlah rumah warga dengan tulisan megecam keberadaan aktivitas perusahaan tambang tersebut.

“Ada beberapa hal yang memicu terjadinya hal ini. Pertama, kami mecewa adanya tambang yang sama sekali tidak menguntungkan dan mensejahterakan warga,” kata Ketua Karang Taruna Desa Ardimulyo, Yosran, kepada Kayantara.com, siang tadi. (selengkapnya lihat grafis)

Aksi warga tersebut, diharapkan mendapat reaksi dari Pemkab Bulungan khususnya Badan Pemberdayaan Desa (BPD), termasuk pemdes setempat. “Kami mengharapkan BPD atau Pemdes Ardimulyo mengumpulkan warga supaya bermusyawarah (Musdes), sehingga kejadian ini tidak semakin memburuk,” harapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa keberadaan perusahaan tambang di desa tersebut tidak memberikan kontribusi sosial dan ekonomi semenjak beroperasi 2018 lalu.

“Yang paling aneh adalah proses masuknya pada November 2018 lalu, masyarakat tidak banyak yang tahu, malah tiba-tiba di tengah lapangan bola hampir seluruh jajaran aparat dari daerah justru hadir dalam peresmian pada waktu itu.

Justru di saat itu, masyarakat terlihat tidak berani berbuat apa-apa dengan kondisi yang tidak menguntungkan. “Keberadaan perusahaan tidak pernah bersosialisasi dengan masyarakat desa, membahas program peningkatan perekonomian atau hal-hal yang bisa mengembangkan desa,” ucapnya.

“Kami dari pemuda tidak pernah ditanya atau diundang mahu seperti apa untuk pengembangan desa ini,” tambahnya.

Menurutnya, warga Desa Ardimulyo mengaku cemburu dengan perilaku sebaliknya oleh perusahaan di Desa Kelubir dengan program CSR-nya untuk kemajuan SDM dan desa setempat.

“Sementara di desa kami boro-boro bantuan untuk masyarakat lokal, hadir di Musrembang kecamatan saja, perushaan ini tidak pernah muncul,” demikian Yosran.

Saat dikonfirmasi media ini, pihak perusahaan masih sulit dihubungi. (*)

Berikut Pemicu Aksi Pembentangan Kain Putih di Desa Ardimulyo:

  1. Warga kecewa dengan adanya tambang yang sama sekali tidak menguntungkan dan mensejahterakan warga.
  2. Pengaruh buruk bagi desa, sosial masyarakatnya runtuh peralihan pekerjaan dari laut naik ke darat.
  3. Penguasaan lahan yang dimonopoli menekan masyarakat tidak bisa hidup seperti kebiasaan sebelumnya.
  4. Memanfaatkan hutan sebagai pemenuhan kebutuhan dan seakan dibuat bergantung pada perusahaan.
  5. Saat musim kemarau yang dulunya bisa mengambil air di belakang kampung sekarang airnya sudah tidak layak dikonsumsi.
  6. Selama satu periode pertama masalah masyarakat lokal dijadikan pekerja outsorscing oleh perusahaan. Sementara pekerja dari luar dijadikan karyawan tetap.
  7. Kerusakan lingkungan sungai yang dicemari.
  8. Tdak ada peningkatan ekonomi yang ditmbulkan oleh perusahaan.
  • Sumber: Yosran, Ketua Karang Taruna Desa Ardimulyo

Reporter: Mansyur Adityo

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here