Ini Alasan PLN Menjadwalkan Pemadaman Bergilir Setiap Sabtu

Ilustrasi: Halo Riau

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Sejak awal Mei lalu hingga hari ini, (20/6/2020), PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tarakan rutin melakukan jadwal pemadaman secara bergilir.

Ironisnya, pemadaman dijadwalkan hampir setiap pekan terutama pada hari Sabtu. Seperti yang dilakukan selama bulan Juni yang dimulai tanggal 13 lalu dan hari ini (20/6). Bahkan, PLN Tarakan menjadwalkan pemadaman bergilir di wilayah dan durasi yang sama. Yakni dimulai pukul 06.00 hingga 18.00 Wita atau selama 12 jam dengan empat tahapan.

Tak hanya itu, penyebab pemadaman juga tak berbeda dari jadwal-jadwal sebelumnya. Yaitu dikarenakan pemeliharaan kompresor gas SKG Teluk Nibung di Pulau Bunyu. Manajer PLN UP3 Tarakan Suparje Wardiyono mengatakan pemeliharaan dan perbaikan kompresor bertujuan untuk tetap menjaga operasi stasiun kompresi gas. Serta menjaga kehandalan dan kontinyuitas pasokan gas pipa Bunyu

“Pemadaman ini efek dari pemeliharaan Kompresor di Pulau Bunyu. Dengan pemeliharaan kompresor ini, maka kapasitas kompresor untuk mengatur suplai gas pipa dari Bunyu ke Tarakan berkurang,” terangnya kepada Kayantara.com, malam tadi, Jumat (19/6).

Meski begitu, kapasitas pembangkit masih cukup serta siap beroperasi. Akan tetapi, sejumlah pembangkit gas tidak bisa beroperasi. Sehingga, lanjut dia, pasokan listrik berkurang pada saat dilakukan pemeliharaan.

“Sementara kebutuhan beban lebih besar dari pasokan tenaga listrik. Selisih inilah yang dilakukan pemadaman secara bertahap. Besarnya tergantung tekanan gas dan volume gas yang disuplai,” urainya.

Lantas kenapa setiap pekan? Suparje kembali menjelaskan, hari Sabtu dan Minggu merupakan beban pemakaian listrik paling rendah oleh konsumen. Sehingga pemadaman bergilir harus dilakukan di setiap hari weekend tersebut.

“Sebenarnya yang paling pas itu hari Sabtu, karena kalau Minggu banyak aktifitas rumah ibadah gereja bagi umat kristen maupun katolik. Kalau hari kerja beban lebih besar lagi dan banyak aktifitas masyarakat, sehingga yang dipadamkn lebih banyak,” ungkapnya.

Suparje menyebutkan beban pemakaian listrik yang dipadamkan setiap Sabtu maksimal sekitar 3 Mega Watt (MW). Sementara jika di hari kerja yaitu Senin sampai Jumat bisa mencapai 5 hingga 6 MW.

Mengenai sampai kapan PLN Tarakan melakukan pemadaman bergilir, Ia menuturkan tergantung jadwal pemeliharaan pada kompresor milik Pertamina EP Bunyu.

“Yang tahu persis jadwal pemeliharaan kompresor itu Pertamina Bunyu. Tapi pelaksanaannya selalu berkoordinasi dengan PLN. Pemeliharaan nggk juga tiap minggu, ya tergantung jam operasi dan jadwal pemeliharaan,” katanya.

Dia menambahkan pemadaman riil tergantung dinamika tekanan gas. “Prinsipnya diupayakan padam seminimal mungkin. Jadi nggak flat sampai 3 MW. Tapi tergantung beban dan tekanan serta volume gas. Jadi antar 0,5 -3 MW. Kalau pas hari kerja yang padam lebih banyak dan lebih lama,” demikian Suparje.

Untuk diketahui, selama pandemi covid-19 beban puncak PLN Tarakan berkurang misalnya pada periode Maret 2020 tercatat sebesar 43.600 kW atau antara 1-2 MW. Padahal sebulan sebelumnya, persisnya Februari sebelum corona beban puncak PLN Tarakan mencapai 44.000 kW. (sur)

Mesin Pembangkit PLTG dan PLTD di PLN Tarakan:

1. Mesin Gas (PLTMG)     : 38.100 kW / 76 %

2. Mesin Diesel (PLTD)      : 12.000  kW / 24 %

3. Total Mesin                    : 50.100  kW

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here