Atasi Persoalan Distribusi BBM, Plt Bupati Gelar Rakor dengan Pangkalan, Agen dan APMS

Rapat koordinasi terkait pendistribusian BBM yang diinisiasi Plt Bupati Malinau bersama seluruh agen, pangkalan dan pemilik APMS.

KAYANTARA.COM, MALINAU – Plt Bupati Malinau Dr.Topan Amrullah menginisiasi rapat koordinasi (rakor) terkait bahan bakar minyak (BBM), Rabu (21/10/2020).

Rakor ini melibatkan seluruh pangkalan BBM, agen penyalur dan pemilik APMS se Kabupaten Malinau.

Topan menerangkan, bahwa rakor itu bertujuan untuk melihat sejauhmana pendistribusian BBM di Bumi Intimung.

Mulai dari APMS ke pangakalan, kemudian ke tingkat pengecer. “Hal ini penting diketahui untuk mendapatkan gambaran secara lengkap dan jelas terhadap permasalahan pendistribusian BBM di Malinau,” katanya kepada wartawan.

Dalam rakor itu, Topan juga turut mensosialisasikan surat edaran Pertamina kepada pemerintah daerah. Bahwa setiap agen, pangkalan atau penyuplai BBM tingkat kabupaten dan kota secara bertahap menggunakan BBM jenis pertalite sebagai pengganti premium.

“Tujuannya agar bisa mensosialisasikan kepada masyarakat secara bertahap untuk menggantikan BBM dari premium menjadi pertalite,” katanya.

Penggantian premium ke pertalite ini, menurut Topan, itu sesuai dengan surat edaran permen LHK yang mana menganjurkan agar gas dan minyak yang ramah lingkungan. “Dalam hal ini menggunakan pertalite secara bertahap,” imbuhnya.

Disamping itu, lanjut Topan, dalam rakor tersebut dibahas tentang adanya pendistribusian bbm yang tersendat. “Berdasarkan  laporan dari agen di lapangan bahwa pendistribusian mengalami kendala. Bahkan, laporan yang kita terima itu dari salah satu agen terjadi lost dalam dua tahun terakhir ini,” ujar Topan.

Laporan itu, kata Topan, memang perlu dikaji oleh tim BBM Pemkab Malinau untuk segera mengetahui apa yang terjadi di lapangan.

“Karena di dalam dua tahun terakhir terjadi lost sekitar 2-5 ton dalam sekali pengiriman.

Apalagi para agen dalam pengiriman itu dua kali per 2 minggunya. Nah kalau terjadi lost sampai 2-5 ton tentu berpengaruh terhadap pendistribusian bbm secara keseluruhan. Karena itu, perlu dicari solusi oleh tim teknis bbm pemda dan para agen ini,” katanya.

Paling tidak, lanjut Topan, tim teknis bersama dengan para agen dan pangkalan BBM untuk dapat mengambil langkah-langkah dalam melakukan pengawalan.

“Apakah itu pada saat pengisian tangki loading pot kapal dari Pertamina tarakan, dan selama perjalan 16 jam atau pada loading menuju Malinau dan sebagainya. Itu segera dibahas secara teknis lagi,” pungkasnya. (adv/eby)

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here