Sampel PDP Covid-19 Belum Bisa Dikirim ke Balitbangkes Jakarta

ODP Bertambah Jadi 23 Orang, PDP Masih 3 Orang

Satgas Covid-19 Dinkes Tarakan saat menggelar jumpa wartawan, pagi tadi. (Foto: Mansyur/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Dinas Kesehatan Tarakan menyebutkan, hingga pukul 14.00 Wita, Kamis (19/3/2020), data terbaru orang dalam pemantauan (ODP) virus korona sebanyak 23 orang.

Jumlah ini bertambah dari data sebelumnya per tanggal 18 Maret 2020 sebanyak 17 orang dengan menyisahkan 10 orang usai dilakukan pemeriksaan.

“Tujuh orang sisa dari 17 ODP itu akan tetap dilakukan pemantauan oleh Puskesmas di wilayah tempat dia tinggal,” kata juru bicara Satgas Covid-19 Dinkes Tarakan, dr Devy Ika Indriana, saat menggelar jumpa wartawan, Kamis (19/3).

Sementara pasien dalam pengawasan atau PDP yang sehari sebelumnya dinyatakan berjumlah 3 orang dan ditangani di RSUD Tarakan sejak Senin kemarin belum ada tambahan.

“Sedangkan masyarakat yang melaporkan diri ke Dinkes setelah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit tanpa gejala dengan kondisi sehat, berjumlah 52 orang, dan akan terus kami lakukan pemantauan,” ujarnya.

Ada 9 daerah terjangkit covid-19 yang beberapa diantaranya merupakan bagian dari riwayat perjalanan ODP dan PDP tersebut.

Seperti Jakarta, Manado, Bali, Solo, Jogjakarta, Pontianak, Banten, Sumatera Utara dan Samarinda serta lainnya.

“Termasuk dari Sabah Malaysia seperti Tawau dan Kinabalu masuk melapor tapi tidak punya gejala, namun tetap kita lakukan pemantauan,” katanya.

Mengenai specimen atau hasil sampel pemeriksaan dari 3 PDP yang telah dilakukan, diakui Devy, hingga saat ini belum dapat dikirim ke Balitbangkes di Jakarta lantaran terkendala pada maskapai penerbangan Lion Air.

“Sampai saat ini terkendala pengiriman sampel itu, karena pihak maskapai Lion Air belum bisa membawa sampel itu. Jadi sampai sekarang sampel itu masih ada di Dinkes,” ungkapnya.

Padahal, lanjut dia, pengambilan sampel cukup menyakitkan bagi pasien. Bahkan tidak memungkinkan dilakukan berulang kali.

“Hambatan kami tempat transfer sampelnya untuk mengirimkan ke Balitbangkes itu jumlahnya sudah habis, terbatas, di pasaran juga tidak ada, susah nyarinya,” ucapnya.

Masalah ini terus dikoordinasi ke pihak Bandara Juwata Tarakan dan Lion Air namun belum membuahkan hasil. Persoalan ini disebabkan, Lion Air tidak mengantongi sertifikasi mengangkut bahan berbahaya kecuali pesawat Garuda. Semntara Garuda tidak lagi melayani penerbangan ke dan dari Tarakan.

Tak hanya itu, Satgas Covid-19 Dinkes Tarakan belum dapat menyediakan masker dan hand sanitizer untuk masyarakat umum. “Karena barang yang tersedia tidak ada di distributor, mau beli juga tidak ada, uangnya ada tapi barangnya tidak ada,” kata Devy.

Sehingga masyarakat melakukan secara mandiri dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah dengan jumlah orang yang banyak.

“Kami mengimbau untuk menahan diri perjalanan ke luar Tarakan walaupun harga tiketnya murah. Sering-sering cuci tangan dengan air mengalir. Dan minum air putih 18 gelas per hari secara teratur,” demikian Devy. (*)

Reporter: Mansyur Adityo

Iklan



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here