KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Sesuai jadwal, Tim dari China International Engineering Consulting Corporation (CIECC) melakukan survei dengan meninjau langsung ke lokasi Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Kayan, Bulungan.
Melalui survei yang dilakukan selama dua hari, Jumat (10/1) dan Sabtu (11/1) lalu, Tim dari konsultan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ini akan mengumpulkan informasi di lapangan untuk keperluan studi lanjutan.
Survei dilakukan bersama-sama dengan tim Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) dan tim pendamping dari pemerintah pusat. Yakni dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, serta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim) Kaltara, Panji Agung yang turut mendampingi langsung mengatakan, rencana awal konsultan CIECC ini akan mengeluarkan master plan detail pembangunan KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi.
“Rapat terakhir, mereka ingin mendetailkan (master plan KIPI). Kami usulkan ada beberapa perubahan tema, bukan hanya KIPI. Tapi secara keseluruhan yang terintegrasi dengan KIPI.
Yaitu, antara KBM (Kota Baru Mandiri), KIPI, dan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Kayan terintegrasi,” ungkap Panji.Sehubungan telah diusulkannya Perda KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi pada tahun ini, Panji berharap, master plan detail telah keluar sebelum Perda ditetapkan.
“Master plan ini nantinya akan kita adopsi. Sebelum perda KIPI diketok, Pemprov bisa mengakomodir ide mereka lebih baik. Jangan sampai kita sudah perda, mereka baru selesai,” ucapnya.Selain ke lokasi KIPI, Jumat (10/1), tim CIECC juga meninjau lokasi sekitar PLTA Kayan.
“Tanpa PLTA Kayan, tidak ada KIPI. Jadi mereka ingin melihat potensi air dan ketersediaan listrik nantinya. Makanya sempat juga meninjau ke lokasi tambang batubara dan PLTU milik PKN (PT Pesona Khatulistiwa Nusantara), yang jadi penyedia listrik sementara, dan mereka kagum atas potensi dan cadangannya,” tuntas Panji.
Dari hasil survei ini, lanjutnya, nanti hasilnya akan ditetapkan oleh tim dari CIECC, selaku konsultan untuk penyusunan feasibility study (FS). “Mereka juga akan melakukan penelitian lebih teknis. Seperti mengukur kedalaman laut di pantai Tanah Kuning-Mangkupadi yang rencananya untuk pelabuhan, juga teknis lainnya,” kata Panji lagi.
Ditambahkan terkait pendanaan untuk kegiatan ini semua dibiayai oleh pemerintah China melalui dana hibah, dengan besaran sekitar Rp 40 miliar. (humas/YL)