KAYANTARA.COM, TARAKAN – Kamis (25/3/2020) kemarin, Lion Air Group memutuskan menunda tujuh penerbangan dari Bandara Internasional Juwata Tarakan.
Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif
terhadap upaya pencegahan atau menangkal penyebaran corona virus disease (COVID-19).
Namun hal demikian belum dilakukan oleh PT Pelni Tarakan dengan menyetop keberangkatan kapal muatan penumpang melalui Pelabuhan Malundung.
“Kami tergantung pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Kalau memang ada larangan kapal dilarang masuk, kami akan menyesuaikan,” kata Kepala Cabang Pelni Tarakan, Wendy Richard kepada media ini, Jumat (27/3).
Sejauh ini aktivitas kapal Pelni masih beroperasi sebagaimana mestinya. Salah satunya kedatangan KM Lambelu di pelabuhan tersebut pukul 01.00 Wita malam nanti.
“Setelah rapat dengan Wali Kota aktivitas kapal masih aman, karena belum ada perintah kapal tidak harus jalan. Kalau memang disetop kami akan setop,” ujarnya.
Dia menuturkan, sejak sepekan terakhir hanya KM Lambelu yang melayani penumpang dari dan ke Tarakan, termasuk rute perjalanan ke Nunukan. Sebab, KM Bukit Siguntang saat ini masih melakukan docking atau perawatan rutin.
“Di Tarakan dan Nunukan memang belum, tapi di beberapa pelabuhan lainnya seperti di Larantuka dan Bima sudah ditutup,” ungkapnya.
Dalam mengatasi penyebaran Covid-19, bersama pihak terkait, Pelni Tarakan melakukan penyemprotan disinfektan di semua ruangan, baik di atas kapal maupun di ruang tunggu terminal.
Termasuk pengaturan jarak tempat tidur penumpang dan memeriksa kondisi kesehatannya. “Jarak tempat tidur atau bad tidak lagi berdempetan, jadi ada ruang kosong di tengah-tengahnya di antara penumpang. Soal nomor tempat tidur tetap menyesuaikan,” terangnya.
Dari Tarakan, KM Lambelu melayani keberangkatan menuju Nunukan, Balikpapan, Parepare dan Makassar pulang pergi.
Terkait jumlah penumpang baik keberangkatan maupun kedatangan, sebut Wendy, selama bulan Maret ini terjadi penurunan hingga 20 persen.
“Jumlah penumpang baik kedatangan dan keberangkatan rata-rata biasanya 900 orang. Sementara kapasitas Lambelu dan Bukit Siguntang 2000 orang,” katanya.
Dia mengimbau kepada seluruh penumpang untuk mawas diri dan selalu menjaga kesehatan. “Kalau memang tidak urgent tolong jangan berpergian dulu, karena penyakit ini belum ada obatnya,” demikian Wendy. (*)
Reporter: Mansyur Adityo