KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Sampel tes swab pasien Covid-19 di Provinsi Kalimantan Utara menumpuk di Jakarta. Tepatnya di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dan Batlitbangkes. Hal ini yang menyebabkan lambatnya update pasien virus corona atau Covid-19 di Kaltara.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltara Agust Suwandy menyebutkan, hingga hari ini sampel asal Kaltara yang belum diketahui hasilnya berjumlah sebanyak 245 sampel.
“Tanggal 28 April lalu kita kirim 25 sampel yang meliputi 9 sampel baru dan 16 follow up. Kemudian tanggal 3 Mei kemarin kita kirim lagi sebanyak 140 sampel meliputi 100 baru, dan 40 follow up. Jadi di BBTKLPP ada 165 sampel dan 5 dinyatakan negatif, sehingga masih ada 160 sampel belum keluar hasilnya,” sebutnya.
Selanjutnya, Kaltara kembali mengirimkan sampel pada 6 Mei 2020 lalu. Kali ini ditujukan ke Batlitbangkes di Jakarta sebanyak 85 yang terdiri 79 baru dan 6 sampel follow up.
Peringati Hari Bhakti Adhyaksa, Kejari Tarakan Musnahkan Barang Bukti Tindak Pidana Umum
“Dengan total seluruhnya ada 245 sampel belum keluar hasilnya yang meliputi 183 sampel baru, dan 62 follow up,” ujarnya seraya mengatakan keterlambatan pemeriksaan swab dipicu keterbatasan penerbangan di masa pandemi corona saat ini.
Sementara itu, Sejak Kamis (7/5/2020) hingga hari ini, data kasus positif Covid-19 di Kaltara tidak bertambah. Yakni masih tercatat di angka 131 orang. Meliputi di Tarakan 35, Nunukan 36, Bulungan 38, Malinau 22 dan nol kasus di Kabupaten Tana Tidung (KTT). “Kami belum menerima tambahan hasil yang dikirimkan BBT maupun Bitlangbankaes di Jakarta,” katanya.
Sedangkan pada kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltara mencatat sebanyak 38 orang, tersebar di Tarakan 7, Nunukan 3, Bulungan 20, Malinau 8, dan nol di KTT.
“Kami menerima informasi bahwa PDP di RSUD Tarakan telah meninggal Jumat (8/5) kemarin, yaitu IH laki-laki 39 tahun pukul 10.50 Wita, dengan diagnosa TBC. Pasien ini telah dirawat di RSUD Tarakan selama satu minggu,” jelas Agust.
“Dan hari (Sabtu) ini satu PDP lagi di Tarakan dikabarkan telah meninggal dunia pada pukul 03.45 Wita, yaitu atas nama SP laki-laki usia 62 tahun. Menurut informasi, sebelumnya pasien ini akan dilakukan cuci darah dan ada indikasi penyakit ginjal,” tambahnya.
Kedua pasien RSUD Tarakan yang meninggal ini termasuk dalam kategori PDP lantaran ditemukan pneumonia yang mengarah pada Covid-19. Dengan begitu, total PDP yang meninggal di Tarakan hingga saat ini berjumlah 7 orang.
“Kita akan menunggu hasil pemeriksaan swab untuk kedua PDP yang meninggal ini, termasuk PDP yang meninggal sebelumnya,” demikian Agust. (*)
Reporter: Mansyur Adityo