KAYANTARA.COM, TARAKAN – Vice President Jouska Financial Advisor mengatakan, Julius Andre Candra sebelum menentukan target finansial untuk beberapa tahun ke depan, ada baiknya dimulai dengan melakukan cek posisi keuangan saat ini yang dapat dimulai dengan mendata networth yang dimiliki.
Mulai dari kondisi aset lancar (Tabungan, Deposito, Logam Mulia, dan Valas), kemudian dari Aset Guna ( rumah, mobil, perhiasan dan aset lainnya) Aset Investasi dan Hutan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
“Kemudian dapat pula dilakukan pemeriksaan pada arus kas (cash flow) masing-masing individu untuk melihat kondisi penerimaan dan pengeluaran apakah sudah sehat yang mana pemasukan lebih besar dari pengeluaran atau masih dalam keadaannya yang kurang sehat,” katanya dalam Webinar Series 4.0 Jilid IV yang mengusung tema “Akselerasi Ekonomi dan Pengelolaan Keuangan di Tengah Pandemi” yang digelar KPwBI Kaltara, Selasa (14/7/2020).
Komponen pada arus kas ini secara sederhana adalah pemasukan dan pengeluaran tiap bulannya. Dari segi pengeluaran dapat di kelompokkan Kembali menjadi pengeluaran primer atau yang biasanya berupa kebutuhan pokok seperti makanan dan pengeluaran sekunder yakni pengeluaran yang dapat dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi.
“Untuk melindungi nilai kekayaan kita juga dapat membeli produk proteksi yang umumnya berupa asuransi. Adapun asuransi ini sendiri juga banyak macamnya mulai dari asuransi kesehatan, asuransi jiwa hingga asuransi kendaraan bermotor. Produk yang dapat kita beli tentunya dengan menyesuaikan manfaat yang ingin diperoleh dan tujuan jangka panjangnya,” katanya.
Produk yang umum digunakan untuk melindungi nilai kekayaan adalah asuransi jiwa dan asuransi Kesehatan, yang mana kedua asuransi tersebut akan menanggung biaya yang kita keluarkan Ketika kita mengalami kejadian yang tidak kita inginkan namun tentunya sesuai dengan polis masing-masing produk asuransi.
“Kemudian dalam perencanaan finansial, kita harus mampu menerapkan skala prioritas kebutuhan kita sesuai dengan tingkat urgensi dan kepentingan agar tidak menghasilkan cashflow yang tidak sehat dan terhambatnya tujuan investasi jangka panjang,” demikian Julius. (sur)