KAYANTARA.COM, TARAKAN – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tarakan mencatat adanya peningkatan permohonan fasilitasi ekspor 3 komoditas pertanian yang cukup signifikan yakni masing-masing palm kernel, kakao biji dan buah pisang.
Hal ini disinyalir berkat gencarnya gerakan tigakali lipat ekspor produk pertanian, Gratieks. Gerakan yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL – red) mampu menggairahkan potensi agribisnis apalagi ditengah masa pandemi saat ini.
Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian Tarakan, pada semester pertama tahun 2020 permohonan sertifikasi ekspor ketiga komoditas pertanian.
Yaitu sub sektor perkebunan berupa produk turunan kelapa sawit seperti palm kernel sejumlah 14,85 ribu ton dengan nilai ekonomis Rp76,77 miliar, kakao biji 10,79 ton dengan nilai Rp331 juta dan sub sektor hortikultura berupa buah pisang sejumlah 38,5 ton dengan nilai ekonomis Rp193 juta.
Sedangkan tahun 2019 pada periode yang sama permohonan sertifikasi untuk ekspor palm kernel sejumlah 7,2 ribu ton dengan nilai ekonomis Rp14,85 miliar, kakao biji hanya 2 kg dengan nilai ekonomis Rp100 ribu dan buah pisang tidak ada permohonan sertifikasi.
“Adanya dukungan penuh dari seluruh pihak baik Pemda, pelaku usaha dan petani maka Gratieks di Kaltara disambut baik dan berbuah hasil, peningkatan kinerja ekspor yang signifikan,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan, Akhmad Alfaraby melalui keterangan tertulisnya, (4/9/2020).
Menurut Alfaraby, selaku koordinator Gratieks di wilayah kerjanya, ia melakukan percepatan pelayanan tindakan karantina dan juga secara rutin memberikan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari atau SPS Measure, sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor. “Dan ini harus dipertahankan supaya ekspor berkelanjutan dan meningkat,” tambahnya.
Lebih lanjut Alfaraby menerangkan saat ini ekspor komoditas pertanian seperti palm kernel (inti Sawit) sudah dilakukan eksportir sedangkan kakao biji dan buah pisang masih diekspor perorangan.
Sedangkan ekspor ketiga komoditas tersebut masih rutin ke Malaysia. “Kami sedang melakukan koordinasi dan sinergisitas dengan instansi terkait baik itu pemerintah daerah maupun para eksportir supaya bisa bekerjasama meningkatkan ekspor komoditas pertanian Kaltara ,’’ ujarnya.
Pacu Potensi Ekspor
Alfaraby menambahkan lagi, selain ketiga komoditas tersebut, masih banyak komoditas pertanian asal Kaltara yang sudah memiliki pasar ekspor harus dipacu atau didorong supaya bisa ekspornya berkelanjutan dan meningkat secara kuantitas maupun kualitas.
Demikian juga produk lokal yang selama ini hanya dilalulintaskan secara antar area bisa dipacu jadi komoditas ekspor, misalnya produk turunan kelapa sawit. “ini adalah tugas kami untuk melakukan pendampingan dan akan terus mendorong pelaku usaha meningkatkan kemampuan produksi dan kualitas produknya,” imbuh Alfaraby.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebutkan bahwa sejalan dengan tugas strategis yang diberikan Mentan SYL untuk mengawal Gratieks supaya ekspor komoditas pertanian meningkat, pihaknya juga melakukan sinergisitas dengan seluruh instansi pertanian dan pihak terkait di seluruh Indonesia.
Bekerjasama dengan jajaran pertanian diseluruh Indonesia pembangunan pertanian berbasis kawasan berioentasi ekspor juga digalakkan. Barantan yang ditunjuk untuk menggawangi pencapaian target ekspor, telah menyiapkan aplikasi peta potensi komoditas ekspor, (iMACE) sebagai alat bantu dalam pengambilan kebijakan.
“Tiap pimpinan di unit kerja bertanggungjawab untuk mendorong kinerja ekspor di masing-masing wilayah dan indikatornya adalah peningkatan volume dan nilai, penambahan negara tujuan dan ragam komoditas. Kemudian Kita dorong produk baru atau emerging serta produk yang telah diolah, minimal setengah jadi, “ pungkas Jamil. (sur)