Yansen Ngaku Terharu dan Bangga Bisa Ketemu Teman Lama
KAYANTARA.COM, TARAKAN – Sebelum melanjutkan pendidikan di SPDN Samarinda, Bupati Malinau Yansen TP sebelumnya menimbah ilmu di Kota Tarakan.
Tepatnya di SMEA Tarakan atau yang sekarang dikenal dengan nama SMK Negeri 1. Bakal calon wakil gubernur Kaltara yang berpasangan dengan Zainal A Paliwang dalam Pilkada Serentak 9 Desember 2020 ini, tercatat sebagai alumni SMEA pada 1981 silam.
Meski sudah 40 tahun berlalu, kenangan semasa beseragam putih abu-abu tak pernah ia lupakan. Terutama suka duka selama mengenyam bangku sekolah di Bumi Paguntaka.
Sekapur kisah tentang mereka tertuang dalam pertemuan dadakan bersama beberapa teman-teman alumni SMK 1 Tarakan tahun 1981, sembari menyantap makan siang di Kedai Bu Tohib, di Markoni, Jumat (11/9/2020).
Banyak orang mengatakan bahwa setelah sekian lama berpisah dengan teman di masa sekolah, rasanya bakal benar-benar beda jika tiba-tiba bertemu dengan mereka.
Namun tidak bagi teman-teman Yansen TP di SMEA Tarakan. “Ternyata masih banyak yang ingat suara saya, tadi saya coba telepon beberapa teman yang tidak sempat hadir bersama siang ini, karena pertemuan ini memang mendadak sih,” ujarnya penuh haru dan bangga.
Baginya, pertemuan yang berlangsung singkat itu sebuah kesempatan yang sangat berharga. Meski menjadi orang penting di Malinau, kehadiran Yansen begitu akrab. Canda dan tawa terus terlontarkan saat kembali mengenang masa-masa sekolah di SMEA.
“Reuni dadakan ini ternyata masih kuat dan kental ya, ikatan emosionalnya sangat terasa sekali. Tentu ini menjadi suatu energi bagi saya, dan serasa kembali muda saat ketemu mereka,” cetus alumni SMP 1 Tarakan ini.
Dikatakan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini, 90 persen teman sebayanya di SMEA saat itu, kini telah menjadi orang sukses dari berbagai profesi yang ditekuni. Mulai dari pengusaha, pedagang , dosen, pejabat di pemerintahan dan lain sebagainya.
“Seperti Pak Tohid dengan usaha kulinernya ini, 40 tahun baru ketemu dia, dia ini sahabat saya waktu SMEA dulu, dan partner saya kalau baris berbaris (PBB) karena sama tingginya. Saya salut dan bangga, begitu juga dengan teman-teman yang lain,” sebutnya.
Sewaktu sekolah di SMEA, cerita Yansen, tak sedikit pun kenakalan di antara mereka selaku anak remaja pada umumnya yang bertentangan dengan nilai.
“Karena saat itu kita sangat taat dan tunduk pada guru. Dan itulah yang bisa membuat kita berhasil dalam meniti karir dan pendidikan sampai sekarang ini,” ucapnya.
“Semoga perjumpaan ini menjadi sebuah inspirasi untuk beraktivitas dengan masyarakat. Dan mudah-mudahan terus dipupuk,” demikian Yansen. (sur)