Tinjau Revitalisasi Asrama dan Ruang Kelas Ponpes Mutiara Bangsa Sebatik
KAYANTARA.COM – SEBATIK – Di Desa Padaidi, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) terdapat pondok pesantren (Ponpes) yang khusus menampung anak-anak Pekerja Migran Indonesia. Ponpes ini sejatinya berdiri sejak 2008. Pembangunan sarana dan prasarana pondok pesantren ini intensif dilaksanakan sejak 2013-2016. Namun, pada 2016, beberapa bangunan belum bisa difungsikan.
“Di awal 2020, saya menugaskan Kepala Dinas PUPR untuk menginventarisasi mana sarana dan prasarana atau infrastruktur yang tidak menghabiskan terlalu banyak tetapi bisa fungsional. Akhirnya dilaporkan bahwa ada asrama dan ruang kelas di pesantren ini belum fungsional” kata Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie saat meninjau Ponpes ini, Rabu (9/9).
Dinas PUPR Perkim Kaltara kemudian berkoordinasi dengan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR. “Karena kewenangannya memang ada di pemerintah atau di APBN. Dan Alhamdulillah, dari komunikasi yang kita lakukan melalui Dinas PUPR Perkim dan Balai, akhirnya teranggarkan biaya revitalisasi sebesar Rp 1,2 miliar,” kata Gubernur.
Revitalisasi satu ruang kelas dan satu gedung asrama sesuai kontrak, akan menghabiskan dana sebesar Rp 1,1 miliar. PT Pagaran Pokki yang memenangkan proyek revitalisasi ini telah berjanji kepada Gubernur untuk menuntaskan pekerjannya pada Desember mendatang. “Jadi tahun depan, Insyallah sudah bisa mulai digunakan,” ujarnya.
Guna diketahui, Gubernur Irianto bukan baru pertama kali berkunjung ke Pesantren Mutiara Bangsa, Sebatik. Sebelum terbentuknya Provinsi Kaltara, orang nomor satu di provinsi paling muda ini jauh sebelumnya sudah berkunjung ke pesantren yang menampung anak-anak Pekerja Migram Indonesia ini.
“Saya masih ingat pembangunan pondok pesantren ini sewaktu saya masih pimpinan Bappeda Provinsi Kalimantan Timur. Saya juga ingat waktu itu, diresmikan Wakil Presiden, Bapak Boediono,” ujarnya.
Sekitar 500 anak-anak pekerja migran menempuh pendidikan di Ponpes ini. Rata-rata orangtua mereka masih bekerja di Malaysia. Selainnya, anak-anak yatim yang dititipkan keluarganya dari Malaysia. “Saya mengapresiasi guru, pengasuh, para ustad yang dengan sabar dan penuh tanggungjawab mengabdikan diri di sini,” ujarnya.
Gubernur meminta ratusan santri beserta pengasuhnya tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Gubernur juga meminta Dinas Kesehatan mengirimkan beberapa unit instalasi cuci tangan ke pesantren ini. “Saya juga akan kirim, bantu 1 ton beras. Termasuk alat pelindung diri antara lain masker,” tutupnya.(humas)