KAYANTARA.COM, MALINAU – Bappeda dan Litbang Malinau menilai pertumbuhan ekonomi di Malinau masih bertahan di tengah pandemi Covid-19. Terlihat dari sektor pendukung yang masih memberikan pertumbuhan. Salah satunya pertambangan.
“Sektor pertambangan masih mempengaruhi pertumbuhan eknomi di Malinau. Walaupun beberapa waktu belakangan ini sedikit agak terganggu antar produksi dengan penjualannya,” ujar Kepala Bappeda dan Litbang Malinau Dr.Kristian kepada Koran Kaltara, beberapa hari lalu.
Selain itu, kata dia, sektor pertanian selama pandemi Covid-19 juga nyaris tidak terganggu. Karena lahan-lahan itu milik para petani di Malinau. “Masyarakat di Malinau yang notabene petani tidak bergantung dari sektor pabrik dan lainnya,” jelasnya.
Kristian menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi masih cukup baik. Sebab, hasil pertanian pada umumnya untuk stok keluarga dan tidak dijual.
“Kalau ada, itu skala kecil. Hasil pertanian di Malinau itu untuk menopang kebutuhan keluarga. Kebijakan pemerintah juga tidak mengeluarkan surat edaran terhadap aktifitas pertanian di Malinau ini,” ungkapnya.
Menurut dia, pandemic Covid-19 juga memiliki nilai positif. Beberapa masyarakat lokal sebagian besar memiliki kesempatan membangun sarang burung walet di areal kebun dan ladangnya.
“Kami melihat sangat tumbuh lebih cepat. Apalagi, hasil sarang burung walet ini cukup bagus. Karena direkomendasikan bisa dikomsumsi untuk meningkatkan imunitas tubuh,” kata dia.
Sedangkan sektor UMKM, lanjut dia, masih sebatas memenuhi kebutuhan lokal. “Kami melihatnya bertumbuh dan bisa menghasilkan. Karena memang skal kecil, tetapi berjalan dengan baik,” ujarnya.
Namun, kata dia, sektor kerajinan tangan sangat terpengaruh. Seperti membatik dan kerajinan tas rotan. “Karena kecendurangannya sedikit lesu. Sebab, minimnya kunjungan tamu dari luar, karena dibatasi. Dan, segmentasi kegiatan ASN sebagai pasar pengrajin menurun. Karena aktifitas kegiatan perkantoran lebih banyak dilaksanakan secara virtual. Tapi pada prinsipnya bisa bertahan,” pungkasnya. (adv/man)