KAYANTARA.COM, NUNUKAN – Warga suku Tidung di Kabupaten Nunukan menyatakan sikap mendukung calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs H. Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum – Dr Yansen TP, M.Si pada Pilgub Kaltara 9 Desember 2020.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Suku Adat Tidung Besar Nunukan Naharuddin dalam kampanye tatap muka dan dialog Zainal A Paliwang, Kamis (20/11).
Naharuddin mengatakan alasan mendukung pasangan calon (paslon) yang disingkat dengan akronim ZIYAP dengan nomor urut 3 ini sangatlah beralasan.
Pertama sejak Kaltara terbentuk pada 2013 lalu, masyarakat provinsi termuda di Indonesia ini belum pernah merasakan arti kesejahteraan yang nyata bagi mereka.
Olehnya itu dibutuhkan sebuah perubahan yang riil bagi pembangunan Kaltara melalui pemimpin maju yang memiliki tekad memajukan Kaltara menjadi lebih baik.
Hal ini disematkan kepada ZIYAP yang memiliki moto Membangun Desa, Menata Kota menuju Kaltara Baru, Berubah, Maju dan Sejahtera.
“Kaltara ini kaya akan sumber daya alamnya, tapi kehidupan masyarakatnya termasuk di Nunukan justru tidak ada peningkatan,” katanya.
Ia mengaku optimistis bahwa paslon ZIYAP akan lebih memperhatikan masalah yang dihadapi masyarakat terutama pada sektor ekonomi.
Sehingga kehidupan masyarakat Kaltara khususnya Nunukan dapat lebih sejahtera dan lebih baik kedepannya.
“Zainal Paliwang dan Yansen TP memiliki segudang prestasi baik dibidang pemerintahan dan keamanan, tentunya pengalaman itu bisa menjadi modal untuk membawa perubahan di Kaltara,” ujarnya.
Apalagi Yansen TP tercatat sebagai salah satu bupati terbaik di Indonesia. Sehingga menjadi nilai tambah dalam membangun Kaltara Rumah Kita.
“Bisa kita lihat progam kerja Yansen TP yang merupakan Bupati Malinau yaitu membangun desa dinilai sukses, harapannya progam serupa juga bisa dilakukan di Nunukan jika kelak ZIYAP terpilih jadi gubernur dan wakil gubernur,” katanya.
Dia juga mengharapkan apabila terpilih pada 9 Desember nanti, Zainal-Yansen tetap memperhatikan semua nasib masyarakat Kaltara tanpa membeda-bedakan. “Kaltara ini bisa dikatakan Indonesia mini, semua suku budaya dan agama ada, jadi kita minta jangan saling membeda-bedakan,” harapnya. (adv)
