Terhalang Wabah Covid-19, Bupati Malinau Ngaku Rindu Bertegur Sapa Masyarakat

Bupati Malinau Yansen TP saat mengunjungi desa dengan mengendarai sepeda motor.

KAYANTARA.COM, MALINAU – Bupati Malinau Dr.Yansen TP menyampaikan ada kerinduan besar untuk bertegur sapa dengan masyarakat. Akan tetapi, tingginya jumlah kasus Covid-19 sehingga mengalami keterbatasan untuk menjalin komunikasi secara intens dengan masyarakat.

“Karena menurut saya, seorang pemimpin itu baru berarti ketika berkomunikasi dengan masyarakat. Apalagi sekarang ini sudah tidak begitu intens dengan masyarakat,” ujar Yansen, pekan lalu.

Namun demikian, Yansen menaruh harapan masyarakat dapat memahami dan memaklumi dengan situasi pandemic Covid-19, sehingga sudah ada keterbatasan. “Jadi harap dimaklumi, ini sebagai bentuk kewaspadaan kita. Tapi untuk berbagi sesama tentu dilakukan. Seperti beberapa hari lalu, kita berbagi parcel kepada petugas kebersihan, pertamanan, pemakaman dan satgas lingkungan,” ungkapnya.

Hal yang terpenting, lanjut Yansen mengatakan sosok pemimpin itu dapat mewujudkan hubungan emosial dengan masyarakat. “Dan itu harus tumbuh berkembang dihati para pemimpin. Jadi pemimpin itu bukan menjalankan tugas-tugasnya saja. tetapi bagaimana menaungi semangat masyarakat meski tidak harus berkomunikasi secara tatap muka. Tapi, harus paham dan membaca perasaan rakyatnya,” jelasnya.

Karena itu, Yansen berharap kepada pemimpin baru yang akan melanjutkan estafet kepemimpinannya di tahun 2021 mendatang untuk dapat memiliki jiwa kepempimpinan yang memahami rakyatnya. “Jadi pemimpin yang baru di tahun depan harus tetap berorientasi harmonis, adem, mengayomi, merangkul, memotivasi dan mengandeng semuanya,” katanya.

Sebagai sosok pemimpin, kata Yansen, memang harus memiliki kesabaran yang tinggi dalam membangun malinau yang lebih baik lagi. “Seperti saya yang melanjutkan kepemimpinan Martin Billa 10 tahun lalu, kini sudah menjabat 10 tahun bisa melanjutkan. Dan harapannya ke depan pemimpin yang baru juga bisa,” harapnya.

Hal yang terpenting menjadi catatan it, Yansen menuturkan, bagaimana peranan dari tokoh masyarakat, tokoh politik, tokoh agama dan tokoh pemuda saling menunjukkan keharmonisan dan ketokohannya. “Karena ketika berbicara tentang tokoh itu orang yang terpandang, dicontohi, diteladani dan diikuti,” katanya.

Semisalnya seseorang itu tokoh agama atau tokoh adat, menurut Yansen, harus dapat memberikan sebuah nilai-nilai yang menginspirasi bagi masyarakatnya. “Menjadi tokoh itu harus menujukkan suasana yang sehat. Tetapi kalau tokoh yang memberikan tidak sehat, tentu tidak akan baik kedepannya. Karenanya sebagai tokoh harus memberi teladan, contoh yang baik dari perbuatan dan perkataannya,” ungkapnya.

Maka dari itu, ke depan diharapkan seluruh tokoh masyarakt yang ada di Malinau dapat memberikan teladan yang baik mulai dari lingkungan RT, Desa, Kecamatan hingga tingkat Kabupaten. “Kalau perlu sampai ke tingkat provinsi dan nasional. Jadi seorang tokoh itu harus berpikir global walaupun east lokal. Artinya berpikir global tindakan dimensi lokal. Nah ini yang saya harapkan kepada para tokoh masyarakt yang ada di Malinau,” katanya.

Dia berharap pasca Pilkada ini tokoh masyarakat untuk tidak lagi terlena dalam situasi perbedaan pendapat atau dukungan. “Semua itu harus ditinggalkan. Jadi begitu pesta demokrasi selesai, yah sudah kembali seperti biasa mengumpulkan energy positif. Kalau mempertahankan perbedaan dan peselihan tentu menciptakan permusuhan dan tidak sehat. Makanya, saya harapkan malinau tetap harmonis, dan dukung pemerintahan selanjutnya dengan membangun malinau ke depan,” tutupnya. (adv)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here