KAYANTARA.COM, TARAKAN – Pada Januari 2021, Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar -0,85%. Sedangkan Kota Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 0,49%. Dengan kondisi tersebut, Kalimantan Utara (Kaltara) pada Januari 2021 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,58%.
Dilansir dari press rilisnya pada Rabu (3/2/2021), Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Yufrizal mengungkapkan kondisi tersebut berbeda dengan pola historis tahunan yang menunjukkan pada awal tahun Kaltara cenderung mengalami inflasi yang rendah.
“Inflasi yang didorong oleh adanya penurunan komoditas angkutan udara di tengah adanya tekanan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” jelasnya.
Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Provinsi Kaltara pada periode Januari 2021 sebesar 0,72% atau berada di bawah kisaran sasaran inflasi 3,0% ±1%.
“Rendahnya inflasi Provinsi Kaltara pada bulan Januari 2021 bersumber dari rendahnya tekanan kelompok transportasi di tengah adanya tekanan kelompok lain.
Kelompok transportasi tercatat deflasi sebesar -9,78%. Sementara itu, kelompok lainnya yaitu makanan, minuman, dan tembakau serta perumahan, listrik, air dan bahan bakar mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,76% dan 0,21%.
Kelompok makanan, minuman dan tembakaupada bulan Januari 2021 mengalami inflasi sebesar 1,76%. Lima komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan antara lain cabai rawit (0,22%), sawi hijau (0,09%), bayam (0,09%), kangkung (0,08%) dan wortel (0,06%). Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan terbesar yaitu bawang merah (-0,05%), daging ayam ras (-0,04%) dan ikan bandeng (-0,02%).
Di sisi lain, dari kelompok makanan, minuman dan tembakaukhususnya cabai rawit mengalami kenaikan dipengaruhi terbatasnya pasokan akibat curah hujan yang tinggi di berbagai wilayah sentra penghasil cabai di tengah permintaan masyarakat yang relatif meningkat di periode awal tahun 2021. Secara tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi sebesar 1,94%.
Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya pada bulan Januari 2021 tercatat sedikit mengalami peningkatan. Secara tahunan, kelompok tersebut mencatat inflasi sebesar 1,02%.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas,
dan bahan bakar lainnya pada bulan Januari 2021 mengalami inflasi sebesar 0,15% (mtm). Komoditas
utama penyumbang inflasi adalah Bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil
inflasi 0,01% (mtm) sehubungan dengan meningkatnya terbatasnya pasokan bahan
bakar rumah tangga.
“Rendahnya tekanan inflasi Kaltara pada bulan Januari 2021 utamanya disebabkan rendahnya tekanan pada kelompok transportasi khususnya tarif angkutan udara,” tuturnya.
Penurunan tarif terjadi pada bulan Januari disebabkan rendahnya demand yang disebabkan banyaknya dokumen yang harus dilengkapi ketika masyarakat akan bepergian menggunakan angkutan udara.Lebih lanjut diberlakukannya PSBB kembali di beberapa daerah juga menjadi penyebab dari banyaknya masyarakat yang membatalkan rencana untuk melakuka perjalan pada awal tahun 2021.
“Ke depan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2021, yaitu 3,0±1%. Untuk itu, koordinasi antara Pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga,” pinta Yufrizal. (sur)