Peringati IWD, Komunitas Perempuan Kaltara Bentang Poster Kecaman Tindak Diskriminasi

Kaukus Perempuan Kaltara memperingati hari perempuan internasional atau IWD dengan membentangkan poster yang bertuliskan berbagai penolakan dan kecaman.

KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – International Women’s Day (IWD) atau hari perempuan internasional, diperingati 8 Maret setiap tahunnya.

Pada hari bersejarah ini, seluruh dunia khususnya perempuan, memperingatinya sebagai upaya mencapai keberhasilan perempuan di berbagai bidang. Mulai dari ekonomi, teknologi, bisnis, politik,  sosial, dan lainnya.

Peringatan serupa kembali digelar untuk kali kedua oleh sejumlah lembaga perempuan di Tanjung Selor Kabupaten Bulungan yang tergabung dalam Kaukus Perempuan Kaltara.

Kali ini peringatan ditandai dengan kegiatan women sharing sebagai wadah berbagai kisah dan inspirasi perempuan hari ini dan akan datang, terkait keadilan Ibu dan lingkungan di Kaltara.

“Di tengah pendemi Covid-19 saat ini, kami hanya bisa melakukan kegiatan seadanya, harus membatasi peserta dan tetap pada protokol kesehatan. Tapi apapun itu, kami berupaya tetap mengedepankan makna peringatan ini adalah wujud bersama perempuan di Kaltara mengaktualiasikan dirinya,” ujar Ketua Kohati HMI Cabang Tanjung Selor, Mariah Ulfa.

Ditambahkan, Jannah, salah satu aktivis Perempuan Kaltara, ia menekankan bagaimana perempuan bisa menjadi pelopor dalam penyelamatan lingkungan, perempuan juga menjadi bagian dalam pengambilan keputusan dalam pemanfaatan ruang.

Sehingga kesejahteraan yang dimaksud bersama bisa terwujud. “Ada pesan tentang dari ibu yang dulu saya pernah dapat, bahwasanya seorang ibu itu hanya bisa melahirkan anak, tidak bisa melahirkan tanah. Maka jagalah tanah mu, perempuan dan lingkungan adalah surga yang harus kita jaga. Pun di Kaltara sebagai provinsi yang memiliki sumber SDA melimpah,” ujarnya..

Selain itu, Andi Yumi Sari, yang juga tergabung dalam kaukus perempuan, menegaskan dalam IWD kali ini ingin menyampaikan sejumlah hal seperti perlindungan terhadap perempuan. Tentu saja dengan gejolak yang ada, ditambah adanya RUU ketahanan keluarga yang menempatkan perempuan hanya berperan pada ranah domestik.

“Ada beberapa hal yang mau disampaikan dalam IWD ini, di antaranya mengecam keras adanya tindak diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Menolak adanya RUU Ketahanan Keluarga dan mendorong disahkannya RUU PKS. Memegang teguh budaya dan adat istiadat tanpa mendiskriminasi perempuan dan menjadi pelopor gerakan sadar lingkungan,” pungkasnya. (kyt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here