KAYANTARA.COM,TARAKAN-Untuk mendorong perekonomian syariah melalui program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Utara (Kaltara) memberikan bantuan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
Berupa sarana prasarana penunjang lini usaha pesantren berupa sarana prasarana minimarket, mesin cup sealer, mesin produksi batako, serta sarana prasarana usaha peternakan ayam kampung kepada Pondok Pesantren Hidayatullah dan Miftahul Ulum.
Bantuan senilai lebih dari Rp400 juta tersebut diserahkan langsung oleh Kepala KPwBI Kaltara, Yufrizal, kepada kedua Pimpinan Pondok Pesantren tersebut, pada Kamis (1/4/2021) bertempat di Pondok Pesantren Hidayatullah, Tarakan.
Kegiatan ini langsung dihadiri oleh Wali Kota Tarakan, dr. Khairul M.Kes, Kepala KPwBI Kaltara Yufrizal, dan Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah dan Miftahul Ulum.
Selain itu turut hadir Direktur LPPOM Provinsi Kaltara, Ketua Kemenag Kota Tarakan, Kepala Dinas Kesehatan serta Kepala Dinas Perindustrian.
Dalam sambutannya, Yufrizal, menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya mendorong perekonomian syariah melalui program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, khususnya di wilayah Kaltara.
“Di tengah pandemi Covid-19 ini, setiap negara dituntut untuk dapat memiliki sumber perekonomian yang baru,” kata Yufrizal dikutip dari siaran pers KPwBI Kaltara, Kamis (1/4).
“Di Indonesia sektor ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia tentunya menyimpan potensi yang sangat besar, terutama sebagai penyokong sumber pertumbuhan ekonomi baru dalam negeri,” tambah dia.
Yufrizal juga meminta dukungan dari dinas terkait untuk menyukseskan peningkatan mutu produk hasil pesantren. Terutama di bidang perizinan yang dibutuhkan guna memastikan produk pesantren tersebut dapat dikomersilkan secara luas.
“Dengan perizinan yang lengkap, mutu yang terus dijaga serta kualitas produk yang terus ditingkatkan, produk hasil pesantren ini tentu dapat dipasarkan secara luas dipasar domestik Tarakan maupun Kaltara dan diharapkan dapat memiliki nilai akseptansi pasar yang tinggi di tengah masyarakat Tarakan maupun Kaltara,” jelasnya.
“Hal ini tentu selaras dengan arahan Gubernur Kaltara yang menggalakkan kampanye konsumsi produk lokal Kaltara,” tutur Yufrizal.
Pada kesempatan tersebut, Ustadz Tamrin, sebagai salah satu penerima manfaat menyampaikan rasa terimakasihnya atas bantuan yang telah diberikan oleh KPwBI Kaltara ini.
“Melalui bantuan ini, kami harap pesantren, khususnya Pondok Pesantren Miftahul Ulum dapat menjadi pesantren yang mandiri dan tidak menggantungkan kebutuhan internal pesantren pada pengajuan proposal-proposal bantuan kepada pihak lain,” ungkap Tamrin.
Pada kesempatan yang sama, Khairul, menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah membantu perekonomian syariah Kota Tarakan melalui Program Sosial Bank Indonesia ini.
Khairul berharap melalui bantuan ini, Pesantren dapat memiliki usaha yang dapat memenuhi kebutuhan pesantren sendiri dan bahkan dapat melebarkan sayap usahanya kepada masyarakat sekitar.
“Kami mengapresiasi langkah Bank Indonesia dalam upayanya mengembangkan sektor ekonomi syariah melalui pengembangan kemandirian ekonomi pesantren,” ujar Khairul.
“Kami juga mengimbau kepada dinas terkait, khususnya Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan serta LPPOM MUI untuk dapat membantu masalah perizinan produk hasil usaha pesantren ini, sehingga produk tersebut dapat segera dipasarkan kepada masyarakat Tarakan dan bahkan kepada masyarakat Kaltara,” sambungnya.
Bank Indonesia telah menyusun strategi pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah melalui Blueprint Ekonomi dan Keuangan Syariah.
Melalui Blueprint Ekonomi dan Keuangan Syariah ini terdapat 3 area penguatan yang menjadi fokus utama penguatan ekonomi syariah di Indonesia.
Yaitu penguatan infrastruktur, termasuk infrastruktur digital, penguatan kelembagaan yang antara lain ditempuh melalui pengembangan Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN), dan strategi penguatan. Yang terakhir adalah perluasan implementasi melalui antara lain replikasi bisnis model pesantren. (*/kt1)