KAYANTARA.COM, MALINAU–Tiga hari berturut-turut petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malinau melakukan penyisiran sisa-sisa sampah pascabanjir yang terjadi pada 16 Mei 2021.
Alhasil, volume sampah pun meningkat dua kali lipat dari biasanya yang hanya 36 metriks ton.
Kepala DLH Malinau Tomi Frent Lukas mengatakan, sejak air surut pada Senin lalu pihaknya sudah melakukan penyisiran yang dimulai dari Desa Wisata Pulau Sapi.
“Di hari kedua pascabanjir kita memang tidak maksimal menangani serpihan sampah-sampah. Karena ada beberapa titik yang masih terendam. Jadi yang kita tangani yang terlebih dahulu,” ujar Tomi, Rabu (19/5).
Disebutkannya volume sampah sangat luar biasa banyaknya. Bahkan pengangkutan sampah yang biasanya sekali rute satu kali.
Namun setelah pascabanjir pengangkutan sampah bisa sampai 3 kali. “Dan rencananya pada hari Jumat (besok) nanti, kita akan segera melakukan kerja bakti massal,” ujarnya.
Kerja bakti massal nantinya, kata Tomi, pihaknya akan melibatkan seluruh masyarakat Malinau di setiap desa dan RT.
Bahkan, unsur TNI Polri dan OPD pun juga akan dilibatkan. “Saya sudah meyampaikan ke forum Kades Malinau dan forum RT dan mereka sudah siap turun hari Jumat nanti. Begitu juga dari rekan-rekan TNI Polri,” ungkapnya.
Tomi juga sudah menginformasikan kepada warga yang terdampak banjir agar mengumpulkan dan membersihkan sampah pascabanjir tersebut.
“Kita imbau warga agar dikumpulkan satu titik. Sehingga bisa memudahkan petugas kami mengangkut dan membuangnya ke TPA,” tutur dia.
Selain itu, Tomi juga memastikan untuk di wilayah perkotaan sudah aman. Hanya memang terdapat beberapa titik menjadi intensitas petugas di lapangan.
“Karena rata-rata yang mendominasi sampah-sampah dari pasca banjir itu sisa-sisa bangunan kayu. Kalau sampah dari rumah tangga sudah berkurang. Dan itu masyarakat sudah sadar akan itu,” jelasnya.
Rata-rata, kata Tomi, yang ditemukan pascabanjir karpet-karpet yang hanyut terbawa arus sungai. “Kita melihat rata-rata kayu dan karpet yang hanyut terbawa arus sungai,” katanya.
Dia juga mengungkapkan, terjadinya banjir besar di tahun ini memang disebabkan meluapnya sungai Long Sulit Krayan dan Sungai Mentarang. “Terlebih lagi di Long Sulit Krayan memang intensitas hujan cukup tinggi. Dan informasinya sampai hari ini masih hujan deras. Kita berharap tidak ada banjir susulan lagi,” demikian Tomi. (eby)