Program RT Bersih Diakui Belum Maksimal, Warga Desa Laban Nyarit Belum Punya Jamban

Bupati Malinau Wempi W saat meninjau salah satu rumah warga di Desa Laban Nyarit yang belum memiliki jamban. (Foto: Eby Chandra/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, MALINAU – Hingga saat ini pola RT Bersih masih dinilai belum maksimal. Khususnya di wilayah pedalaman. Di Desa Laban Nyarit Kecamatan Malinau Selatan salah satunya.

Sebagian masyarakat di desa tersebut masih ditemukan belum memiliki jamban. Hal ini pun diakui Bupati Malinau Wempi W Mawa.

“Memang masih ada rumah yang tidak ada kamar mandinya (jamban),” ungkap Wempi usai mengunjungi desa tersebut, Senin (7/6/2021).

Wempi mengatakan perlu diketahui bahwa  program RT Bersih telah berjalan baik dari pemerintahan sebelumnya dan akan dilanjutkan. Maka dari itu, setiap melakukan kerja selalu menempati rumah warga.

“Saya memilih rumah warga untuk menjadi tempat tinggal. Karena saya ingin benar-benar melihat apakah program RT bersih yang telah dilaksanakan selama ini terwujud di tengah masyarakat,” katanya.

Sebab itu, Wempi menegaskan dalam menggalakkan RT Bersih tidak perlu diajarkan lagi. “Sebab selama ini sudah memahami dan mengetahui apa itu RT Bersih. Mulai dari pola hidup sehat, hidup bersih, pola hidup tertib, indah dan harmonis,” ujarnya.

Dia meyakini bahwa masyarakat telah memahami  RT Bersih yang telah disampaikan selama ini.

“Karenanya saya berharap ke depan saat melakukan kunjungan kerja lagi ke desa Laban Nyarit. Semua warga sudah memiliki jamban di rumahnya,” imbuhnya.

Dia juga meminta dari pihak perusahaan yang ada di wilayah Desa Laban Nyarit agar dapat membantu untuk membangunkan jamban tersebut.

“Apalagi perusahaan ini ada di wilayah Desa Laban Nyarit yang merupakan menjadi desa binaan. Karena itu, saya minta agar segera dibantu,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan PPKB Malinau dr.John Felix Rundupadang mengatakan bahwa pihaknya selama ini telah terus beruapaya memotivasi di tingkat kecamatan dan desa agar dapat menjaga lingkungan untuk tetap bersih dan sehat.

“Salah satunya memiliki jamban keluarga,” katanya. Dia menyatakan ada belasan desa yang sudah diverifikasi dan penilaian terhadap lingkungan sehat.

“Ada belasan yang sudah diverifikasi dan diberikan sertifikat perihal hidup bersih ini,” ujarnya.

Khususnya di Desa Laban Nyarit ini, kata John, dari hasil diskusi secara informal bersama kepala daerah pasca meninjau dan melihat langsung kondisi rumah warga. Memang dalam program di tengah masyarakat harus dari bawah.

“Selain itu harus juga ada pendampingan prioritas yang dilakukan terutama RT Bersih ini,” ungkapnya.

Menurutnya, di desa dan RT harus menyiapkan skala prioritas dalan lingkungan sehat di keluarga. Di antaranya, air bersih, jamban keluarga, sistem drainase.

“Karena itu, sangat penting dalam penataan lingkungan sehingga tidak menimbulkan penyakit bagi lingkungan keluarga di desa itu,” katanya.

Seperti kasus yang ditemukan di Desa Laban Nyarit ini, John menyampaikan dari 3 RT ini hampir sebagian warganya tidak memiliki jamban keluarga.

“Saat kita kunjungi, ada beberapa warga yang memang tidak memiliki jamban. Dan rata rata menumpang di orang tua yang memiliki jamban. Jadi begitu kita tanyakan alasannya bisa menumpang dengan orangtuanya,” jelasnya.

Pihaknya juga sudah mengintruksikan kepada petugas kesehatan yang ada di Pustu Desa agar segera melakukan pendataan secara detail terhadap warga desa yanh belum memiliki jamban tersebut.

“Saya sudah mengintruksikan ke petugas kesehatan agar untuk 3 RT ini segera dilakukan pendataan dan dilaporkan ke puskesmas kecamatan,” terangnya.

Dikatakannya, dengan adanya pendataan tersebut akan mudah pihaknya memberikan motivasi dan pendampingan. “Kita berharap pendataannya minggu ini sudah ada agar bisa disampaikan ke pak bupati,” ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut John, dari pihak perusahaan siap mendukung dan membantu untun penyediaan jamban di masyarakat Desa Laban Nyarit ini. (eby)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here