KAYANTARA.COM, MALINAU – Berakhir sudah kursus wasit sepak bola C2 dan C3 yang digelar Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Kabupaten Malinau, Sabtu (20/8/2022).
Bertempat di Bandiklat, Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kaltara, Dr. Tomi Labo., M. Si mengharapkan agar kegiatan ini rutin dilaksanakan. “Dengan harapan perwasitan di Kaltara semakin maju,” ujar Tomi.
Menurutnya, kegiatan kursus wasit ini sebenarnya sudah lama diperbincangkan di kalangan pengurus Askab PSSI Kabupaten Malinau. “Bersyukur kegiatannya bisa terlaksana mulai dari pembukaan hingga penutupan saat ini,” katanya.
Apalagi, lanjut Tomi, berdasarkan informasi dari panitia pelaksana dan pengurus Askab PSSI bahwa kegiatan kursus wasit sangat disambut baik. “Ditambah lagi dengan jumlah peserta yang mencapai 77 orang yang terdiri dari wasit C2 sebanyak 19 orang dan C3 berjumlah 58 orang. Informasinya ada 4 orang dari Kabupaten Berau yang mengikuti,” ungkapnya.
Sehubungan sudah terlaksananya kursus wasit C2 dan C3 ini, Tomi berharap perwasitan sudah dapat mengaplikasikan ilmunya. “Apalagi jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi nanti. Yang akan dilaksanakan salah satunya cabang olahraga sepak bola,” jelasnya
Maka dari itu, Ia meminta kepada peserta yang sudah mengikuti kursus wasit C2 dan C3 dapat terus meningkatkan kapasitasnya. “Tingkatkan kemampuan sehingga bisa memajukan olahraga sepak bola di Kaltara,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Askab PSSI Malinau, Jesly Lagan mengungkapkan dengan adanya kursus wasit sudah mampu memenuhi kekurangan wasit yang ada di Malinau.
“Karena kita ketahui selama ini, SDM khusus wasit masih sangat kesulitan ketika ada even-even atau turnamen yang digelar,” jelasnya
Maka dari itu, melalui kursus wasit C2 dan C3 yang sudah selesai ini, Jesly menegaskan tidak ada lagi kekurangan wasit. “Oleh sebab itu, saya berharap wasit yang sudah mengikuti pelatihan khusus di Malinau ini, pada saat ditugaskan harus siap mengimplementasikan ilmunya untuk memimpin pertandingan,” katanya.
Dikatakannya hakim yang paling hebat itu adalah wasit. Sebab, seorang wasit bisa memutuskan langsung di tengah lapangan. “Walaupun memang banyak risiko seperti cacian, makian baik dari para pemain dan penonton. Tapi itu sudah konsekuensi di lapangan,” ungkapnya.
Ia berharap para wasit yang nantinya mendapatkan ilsensi wasit C3 agar tidak mundur ketika sudah mendapatkan intervensi. “Jangan sampai seperti sebelumnya. Sebelum kegiatan kursus wasit yang kedua ini sudah banyak. Tapi begitu ditugaskan tidak berani dan mundur,” jelasnya.
Ia pun percaya dengan para peserta yang sudah menjalani kursus wasit ini mampu menerapkan ilmu yang sudah disampaikan para instruktur dari PSSI Pusat. “Jalankan sesuai dengan aturan pesebakbolaan yang ada. Cacian dan makian itu sudah hal wajar, ” tuturnya. (SK)