11 Pegiat Literasi Nasional Bakal Hadir di Krayan Tengah

Wagub Kaltara Yansen TP saat menggelar jumpa pers mengenai kehadiran pegiat literasi nasional.

KAYANTARA.COM, MALINAU – Sebanyak 11 peserta pegiat literasi nasional akan menghadiri Batu Ruyud Writing Camp I yang akan dilaksanakan di Krayan, Kabupaten Nunukan, pada 28 Oktober hingga 3 November mendatang.

Batu ruyud Writing Camp I ini merupakan ajang literasi yang penting bagi Kalimantan Utara. Sebab, peserta nantinya akan mengeksplorasi dan menjelajahi misteri perbatasan sesuai latar belakang serta kepakaran masing-masing.

Saat jumpa pers, pada Rabu (26/10) di kediaman rumah Wakil Gubernur Kaltara yang juga pegiat literasi di Kaltara, Yansen TP mengungkapkan selama ini keunikan wilayah di perbatasan jarang terpublikasikan di tingkat nasional.

“Bahkan  wilayah perbatasan ini juga masih belum dianggap sebagai kekayaan nasional yang memiliki pesonanya. Karena belum menjadi  isu nasional yang menarik dibicarakan,” ungkap Yansen kepada Kayantara.com.

Lebih lanjut Yansen menuturkan rencana kegiatan Batu Ruyud Camp I ini akan digelar yang bertepatan pada peringatan hari sumpah pemuda.

“Besok (hari ini,red) akan dimulai yang dihadiri dari pegiat leterasi baik itu fotografer, ASN, guru hingga sastrawan yang sudah memiliki kapasitas dan sudah menerbitkan beragam buku,” jelasnya.

Pembukaan ini, sambung Yansen, sekaligus meresmikan prasasti literasi Batu Ruyud dan mengumandangkan sumpah literasi untuk indonesia sebagai tonggak dimulainya kegiatan literasi di tanah Kalimantan. Khususnya di provinsi ke 34 ini.

“Writing camp I ini pertama kali di laksanakan di Kaltara. Tapi untuk di daerah lain sudah ada baik itu di bali, dan beberapa daerah lainnya,” ungkapnya.

Lanjut Yansen, selama delapan hari ke depan para pegiat literasi nasional ini akan mengamati dan melihat langsung sesuai latar belakang dan menuliskannya.

“Apa saja yang ada di perbatasan Kalimantan-Malaysia. Tepatnya di Ba’binuang Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan,” tuturnya.

Menurut pria yang disapa YTP ini, persoalan perbatasan  banyak dibicarakan dan sering dibahas. Akan tetapi, tidak banyak yang tahu seperti apa kondisi sebenarnya.

“Jadi kita mengajak pegiat literasi nasional ini agar bisa melihat dan merasakan langsung apa saja yang ada di perbatasan dan menuliskannya,” jelasnya.

Perlu diketahui, kata Yansen, ada tiga desa milik Indonesia yang diklaim oleh negara tetangga. “Tetapi sampai saat ini tidak ada penyelesaian,” tegasnya.

Oleh karena itu, Yansen berharap melalui Batu Ruyud Writing Camp I ini dapat membuka mata para pemangku kebijakan dimanapun mereka berada. Sekaligus juga membuka pikiran seluruh rakyat indonesia. “Bahwa wilayah perbatasan seperti krayan tengah ini masih menyisahkan misteri,” katanya.

Maka dari itu, melalui para pengiat literasi nasional yang sudah diseleksi inj dapat menceritakan dan mengambarkan tentang keadaan di wilayah krayan. “Nantinya yang ikut kegiatan literasi jnj bisa melihat langsung sekaligus menghasilkan sebuah karya tulis dan fotografi yang bisa dilihat langsung oleh para pengambil kebijakan,” imbuhnya.

Yansen juga menegaskan  pesta literasi rakyat inj bukan sekadar “writer festival” Seperti di Ubud dan makassar, melainkan pesta rakyat perbatasan dj krayan tengah yang nota bene berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia.

“Jadi selain  mereka juga menjadi peserta. Tapi bisa berbagi ilmu sesuai kompetensi kepda masyarakat di perbatasan nantinya,” pungkasnya. (sk)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here