KAYANTARA.COM, BATU RUYUD – Kepala adat, tokoh masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) tak menyia-nyiakan kesempatan adanya Batu Ruyud Writing Camp (BRWC) I 2022 yang diselenggarakan di Fe’ Milau, Krayan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Mereka turut hadir dan juga mengikuti berbagai pelatihan dari peserta sekaligus mentor BRWC karena menganggap bahwa peradaban manusia sungai Krayan akan terangkat melalui literasi serta akan diketahui orang banyak.
Marli Kamis, Kepala Adat Besar Dayak Lundayeh Kaltara mengatakan pelaksanaan BRWC sesuatu yang luar biasa, karena belum pernah terjadi di Kaltara dan bahkan mungkin di Kalimantan.
“Jadi kegiatan BRWC I 2022 ini sebuah permulaan menurut saya untuk mengekspos segala budaya, artefak atau apapun yang sifat kuno yang ada di sini,” ujar Marli Kamis, (1/11) lalu.
Dengan adanya BRWC ini menurutnya akan melengkapi catatan atau buku yang sudah ada tentang Sungai Krayan. Seperti halnya buku yang ditulis oleh Dr. Yansen TP, M.Si tentang peradaban manusia Sungai Krayan.
“Jadi dengan ini (BRWC) mungkin semuanya boleh terkaver semua. Ini sebuah proses kebangkitan literasi secara nasional dan global menurut saya,” kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara ini meyakini akan terkaver catatan-catatan sejarah dengan adanya pelatihan penulisan dan lainnya.
Karena itu, kepada para peserta dan mentor-mentor BRWC, ia berharap dapat mengekspos sebanyak-banyaknya hasil eksplorasi dari berbagai narasumber dan temuan yang ada selama mengikuti BRWC di Batu Ruyud.
“Kepada beberapa orang saya sampaikan bahwa kamu mengharapkan mereka mengekspos apa yang telah mereka dapat di tempat ini secara luas. Karena mereka itu sudah punya jaringan ribuan. Dengan harapan itu saya rasa ada orang yang mau ke sini dan memperjuangkan pembangunan Krayan,” tuturnya sambil berharap para mentor terus menerus menjadi pendamping masyarakat Krayan.
Melihat potensi masyarakat dan para pelajar yang mengikuti pelatihan, Marli Kamis yakin ada lahir penulis dari Krayan sendiri yang akan menuliskan tentang daerahnya.
“Harapan saya dan saya punya sebuah keyakinan pasti melalui siswa-siswi SMP ini, setidak-tidaknya 50 persen lebih dan masyarakat saya dengar-dengar mereka berminat jadi penulis,” katanya.
Ia meyakini itu karena mendengar percakapan peserta hampir tiap hari selama pelatihan semua punya komitmen yang sama memulai dari diri sendiri setelah itu baru yang sifatnya umum.
“Nah itu harapan saya meyakini itu pasti ada. Dengan ada yang menulis, otomatis Krayan akan terangkat,” tukasnya.
Sementara itu, dari kalangan ASN juga menanggapi kegiatan BRWC sangat positif. Terlebih untuk kepentingan membangun daerah, bangsa dan negara, terutama daerah perbatasan.
“Tentu acara ini positif dan memberi banyak manfaat. Karena itulah saya secara pribadi juga hadir,” ujar Helmi Pudaaslikar, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Nunukan.
Tentu ia berharap semua aparat-aparat desa terdekat yang ada di Krayan Tengah dan Krayan Selatan bisa terlibat banyak di dalam kegiatan ini karena literasi dinilai sangat penting.
“Mengapa demikian, budaya literasi ini kan penting sekali bagi kita seperti disampaikan oleh Pak Yansen bahwa literasi itu mengokohkan suatu bangsa. Begitu juga karya-karya, prestasi-prestasi, pikiran-pikiran besar tentang membangun masyarakat itu, itu sangat berkaitan erat dengan peran literasi terutama dalam menulis,” urainya.
Krayan, lanjutnya, sebagai daerah yang belum tereksplorasi banyak, maka butuh banyak orang yang bisa menggambarkan. Nah sehingga dengan menggambarkan melalui menulis dan sebagainya, tentu Krayan akan semakin banyak dikenal dari sisi-sisi baiknya.
“Karena jangankan orang di luar, sebenarnya saya sebagai anak dari Krayan sendiri sering terkaget-kaget ataupun terkagum-kagum dengan sesuatu yang menurut saya itu hal-hal yang luar biasa yang saya dapatkan suasana yang tidak ada duanya,” katanya.
Budaya keramah-tamahan warga dan apapun tentang tradisi serta kebudayaan tidak ada habis-habisnya untuk dituliskan. Oleh sebab itu, BRWC ini menurutnya memfasilitasi menggambarkan dan menuliskan tentang adat, budaya, sejarah dan lain sebagainya tentang Krayan.
“Saya berharap bahwa akan ada Dodi Mawardi dari Krayan, akan ada Pepih Nugraha dari Krayan, akan ada Edrida Pulungan dari Krayan dan seterusnya. Akan ada Arbain Rambey dari Krayan,” harapnya agar ada orang dari Krayan bisa jadi penulis dan fotografer berkaliber nasional bahkan internasional.
“Tentu ini (BRWC) adalah anugerah bagi kami dan termasuk bagi anak-anak pelajar yang hari-hari ini hadir, karena saya tahu dari sekian banyak ini pasti akan ada yang terinspirasi dari mereka-mereka ini,” imbuh birokrat ini.
Tokoh masyarakat Krayan, Gat Kaleb, menyebut bahwa kegiatan literasi BRWC merupakan hal baru dan pengalaman bagi masyarakat di Sungai Krayan.
“Kegiatan BRWC ini mempunyai dampak. Saya punya keyakinan bahwa ini mempunyai dampak yang besar bagi pembangunan peradaban masyarakat di Sungai Krayan di masa-masa yang akan datang,” ujar Gat Kaleb.
Karena, tradisi, kehidupan, alam, sosial dan budaya masyarakat itu harus tertulis dan dicatat. Sehingga menjadi warisan bagi generasi selanjutnya. Kalau tidak dicatat, maka banyak hal yang akan hilang pada masa-masa yang akan datang.
“Setelah generasi kita hari ini mungkin hilang tidak ada sudah ada di bumi dan bagi generasi baru yang muncul setelah kita dengan gempuran globalisasi dan modernisasi yang luar biasa, identitas mereka lama-lama akan hilang,” katanya.
Gat yang saat ini juga diamanahi masyarakat menjabat sebagai anggota DPRD Nunukan menegaskan kalau tidak ada pencatatan, maka identitas penerus masa depan akan hilang dan mereka akan menjadi orang lain.
“Ini saya kira manfaat dampak yang besar signifikan dari pelaksanaan BRWC ini,” tuturnya.
Oleh sebab itu, ia berharap kepada pegiat literasi nasional yang datang sebagai peserta dan mentor yang berasa dari Jakarta, Yogyakarta, Solo, Bogor, Tangerang, Serang dan Pontianak menjadi motivator masyarakat Krayan untuk mencatatkan sejarah peradaban lama atau pun baru agar tak hilang dimakan zaman.
“Saya tahu dari beberapa keterangan yang saya peroleh semua mentor ini orang-orang yang terbaik di bidangnya. Kehadiran mereka di tempat ini saya kira ini menjadi motivasi bagi masyarakat di sini, terutama anak-anak muda ya,” ucap dia.
Karena, lanjutnya, ia melihat saat pelatihan ada pelajar SMP antusias sekali belajar pengen tahu apa itu menulis, apa itu puisi, apa itu fotografi, apa itu konten dan lainnya. Sekali lagi ia berharap kehadiran para pegiat literasi nasional membawa ilmu baru bagi anak-anak muda.
“Nah tentu saja dengan kapasitas mereka sebagai penulis atau profesional di bidangnya masing-masing, gaung dari BRWC ini akan menasional. Kita berharap tidak hanya nasional, tapi syukur-syukur menjadi internasional,” harapnya.
Dampak dari orang-orang besar seperti mereka karena punya nama besar di bidangnya. Itu akan menjadi rujukan banyak orang.
“Saya kira itu sisi plus dari kehadiran orang-orang terbaik di bidangnya. Ini kesempatan luar biasa untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Krayan,” pungkasnya. (sk)