KAYANTARA.COM, SURABAYA – Menjadi suatu kebanggaan bagi Kalimantan Utara (Kaltara). Salah satu Perpustakaan di Kaltara, yaitu Perpustakaan Taruna Pustaka Desa Gunung Putih, Kecamatan Tanjung Palas, Bulungan, menyabet empat penghargaan dari Perpustakaan Nasional (Perpunas) RI. Penyerahan penghargaan dilakukan pada acara Peer Learning Meeting (PLM) Nasional 2022 di Surabaya, Senin (5/12/2022).
Dari empat penghargaan yang diperoleh Perpustakaan wakil Kaltara, salah satunya
adalah sebagai Perpustakaan Desa Terbaik Tingkat Nasional. Untuk diketahui,
Perustakaan Taruna Pustaka Desa Gunung Putih, merupakan salah satu penerima
manfaat program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS)
Provinsi Kalimantan Utara.
Program transformasi
perpustakaan sendiri, sudah dijalankan sejak 2018 di berbagai perpustakaan di
tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai ke desa/kelurahan. Dan juga manfaatnya
dirasakan oleh masyarakat. Program ini telah direplikasi mandiri di 18
kabupaten/kota dan 1.125 desa/kelurahan. Termasuk di Kaltara.
Terkait penghargaan yang diperoleh, Vickyko Romana P, selaku Kepala Perpustakaan Taruna Pustaka mengatakan, penghargaan ini setidaknya bisa menjadi motivasi bagi para pemuda di Bulungan dan Kaltara pada umumnya.
“Mudahan ini menjadi
motivasi agar para pemuda lebih giat menyalakan api literasi masyarakat, supaya
masyarakat Bulungan dan Kaltara menjadi masyarakat yang literat, demi menuju
Kaltara berubah maju dan sejahtera,” ungkapnya.
Untuk diketahui, empat penghargaan yang diperoleh antara lain, Perpustakaan Desa Terbaik Nasional 2022, yel-yel perpustakaan terbaik nasional, produksi vidio dampak perpustakaan terbaik nasional 2022, dan keempat, kostum terbaik pada kegiatan PLM Nasional (pakaian adat dayak Kenyah).
Selain untuk Perpustakaan Desa, Dinas Perpustkaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten
Bulungan juga raih juara dalam 1 kategori lomba yakni Yel-Yel Transformasi
Perpustakaan. Mewakili Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kaltara Indri
Wulandari mengatakan, beberapa penghargaan yang diperoleh merupakan pijakan
untuk meningkatkan literasi di Kaltara.
“Ini menjadi motivasi
bagi seluruh penggiat perpustakaan di Kaltara, untuk lebih berkreasi,
berinovasi dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. Utamanya di
desa-desa,” ungkapnya.
Sementara itu, acara Peer Learning Meeting (PLM) Nasional 2022 yang digelar, mengangkat tema “Gerakan Kolaborasi & Sinergi untuk Penguatan Literasi Masyarakat Berkelanjutan” yang digelar di Surabaya. Dalam program ini, membuktikan bahwa pelaksanaan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tahun 2020-2021 dinilai efektif dan memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan nilai efektivitas program 4,09 dari skala 1-5.
Total benefit program ini pada tahun 2020-2021 juga mencapai lebih dari 570 miliar rupiah.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan, tugas perpustakaan adalah
mencerdaskan dan menyejahterakan anak bangsa sesuai amanah UUD 1945. Esensinya
mengurangi masyarakat marjinal. Itulah kenapa perpustakaan mesti
bertransformasi mengubah paradigma yang eksklusif menjadi inklusif. “Inilah ruh
dari semangat transformasi perpustakaan,” imbuh Syarif Bando.
Indonesia, menurutnya,
memiliki sumber daya alam melimpah namun tidak mampu dikelola dan dioptimalkan
dengan baik. Maka itu, masyarakat perlu dibekali inovasi dan kreativitas serta
aksesibilitas digital untuk meningkatkan pengetahuannya. “Tidak ada gunanya
perpustakaan jika masyarakat masih tetap berada di bawah tingkat kesejahteraan.
Jangan sampai perpustakaan menjadi menara gading,” tambahnya.
Sementara itu,
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso yang
membuka kegiatan ini, menyebut peran perpustakaan amat dibutuhkan dalam
menyiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dalam menghadapi
tantangan global.
“Perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan dapat meningkatkan literasi informasi bagi masyarakat dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat meningkatkan kesejahteraan dan juga mendorong kreativitas serta memangkas berbagai kesenjangan akses informasi,” ungkapnya.
Dia juga berharap Peer Learning Meeting Nasional Tahun 2022 ini dapat melahirkan banyak ide dan gagasan yang inovatif dan aplikatif di dalam menghadirkan perpustakaan yang lebih inklusif.
Dalam kegiatan itu, juga diisi dengan diskusi yang diikuti perwakilan Perpustkaan provinsi dan kabupaten kota se-Indonesia. Dengan menghadirkan beberapa narasumber berkompeten. Seperti di antaranya Amich Alhumami, Ph.D direktur agama, pendidikan dan kebudayaan Bappenas, Prof J. Kristiadi peneliti center of strategic of international studies (CISIS).
Menjadi kebanggaan juga, dua nara sumber berasal dari Kaltara, yaitu Hasmawati M. Djafar imoac program TPBIS dan Dharmawati dari. Keduanya dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tarakan. (dkisp)