KAYANTARA.COM, TARAKAN-Setelah dilakukan groundbreaking oleh Presiden RI Joko Widodo pada bulan Desember 2021, dan dilakukan peninjauan progres bersama sejumlah menteri pada bulan Februari 2023 kemarin, akhirnya sejumlah pengusaha-pengusaha lokal Kalimantan Utara dapat melihat langsung progress pembangunan Kawasan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), di Bulungan, Kalimantan Utara pada Selasa (6/6/2023).
Kawasan yang memiliki luas sekitar 30.000 hektare
dan digadang-gadang menjadi kawasan industri hijau terbesar di dunia ini
dipersiapkan untuk pembangunan industri EV battery, yang pertama.
Yang kedua, untuk pembangunan petrokimia,
petrochemical. Kemudian yang ketiga, untuk pembangunan industri aluminium.
Manager Operasional PT KIPI, Jamal mengungkapkan dari sejumlah tenan yang menyatakan diri akan masuk ke KIPI, hingga Juni 2023 ini sudah ada 3 tenan yang sudah berprogres. Di antaranya Perusahaan Aluminium Smelter milik PT Kalimantan Aluminium Industry, anak perusahaan Adaro Group.
Kemudian dua tenan yang berinvestasi untuk petrochemical industry (industri
petrokimia) yaitu PT Taikun Petro Chemical dan PT Tsingshan Holding Group.
Perusahaan Tsingshan ini adalah perusahaan raksasa baja nirkarat dunia asal
Tiongkok.
Untuk diketahui, Tsingshan adalah aktor utama pembangunan kawasan industri
berbasis nikel di Morowali, Sulawesi Tengah. Tsingshan adalah investor
penggerak kawasan itu dan menjadikan Morowali sebagai salah satu pusat industri
berbasis nikel dunia.
“Yang akan berprogres saat ini adalah KPI (Kaltara Power
Indonesia),” ujar Jamal.
Melihat masih banyaknya progress yang akan berjalan di KIPI ini, Jamal
menyatakan pihaknya sangat membuka peluang bagi pengusaha-pengusaha lokal untuk
ikut terlibat dalam berbagai project yang dapat dikerjakan. “Masih banyak
peluang-peluang bagi pengusaha lokal untuk bergabung di project KIPI,” kata
Jamal kepada sejumlah pengusaha dari beberapa asosiasi yang mengikuti kunjungan
ke KIPI.
Di antaranya Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltara, Kadin Kaltara,
Hipmi Kaltara, Iwapi Kaltara, PHRI Kaltara, BUMD Provinsi Kaltara dan beberapa
asosiasi lainnya yang difasilitasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPTSP) Pemprov Kaltara.
Dikatakan Jamal, untuk saat ini memang belum banyak project yang berjalan.
Namun Jamal memastikan, di tahun 2024 akan lebih banyak project yang masuk ke
KIPI sehingga semakin banyak peluang untuk perusahaan-perusahaan lokal bisa
join dalam project KIPI.
“Sesuai taglinenya, KIPI memajukan daerah dengan menggandeng pengusaha lokal,”
kata Jamal.
Tidak hanya untuk perusahaan lokal. Namun peluang ini juga akan terbuka untuk
tenaga kerja lokal Kalimantan Utara bisa bekerja di tenan-tenan yang sudah
masuk dan berprogres di KIPI. “Kalau untuk saat ini memang sistem rekrutmen
dilakukan langsung oleh masing-masing tenan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPP Apindo Kaltara Peter Setiawan
menyatakan pihaknya sangat mengapresiasi langkah Pemprov Kaltara yang
memfasilitasi aspirasi para pengusaha lokal yang ada di Kaltara untuk bisa
beraudiensi dengan KIPI dan sejumlah tenan yang berprogres di KIPI. Namun
pihaknya berharap, agar setelah kunjungan dan melihat langsung percepatan
progres yang sudah berjalan saat ini ada tindak lanjut dari pemerintah provinsi
dan KIPI untuk melibatkan pengusaha lokal dalam berbagai project.
“Terutama melibatkan perusahaan-perusahaan yang sudah resmi dan tergabung dalam
sejumlah asosiasi-asosiasi yang ada di Kaltara,” kata Peter.
Menurut Peter, pengusaha-pengusaha lokal dari semua asosiasi yang ada di
Kaltara sangat mendukung penuh project nasional yang berlokasi di Tanah Kuning
Kabupaten Bulungan ini. Sebab dengan semakin banyaknya proyek nasional yang
masuk maka pembangunan di daerah akan semakin cepat berkembang. Namun ia
berharap, pengusaha-pengusaha lokal jangan diabaikan, apalagi tidak dilibatkan.
“Pengusaha lokal jangan dianggap tidak berkualitas. Apalagi pengusaha-pengusaha
yang tergabung di asosiasi, karena ini resmi,” ungkap Peter.
Peter bahkan meyakinkan, bahwa pengusaha-pengusaha lokal di Kalimantan Utara
bisa dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang sudah masuk di
KIPI saat ini. Sebab perusahaan-perusahaan lokal, juga memiliki jaringan dan
link yang sangat baik ke seluruh Indonesia bahkan internasional.
“Kita mampu kok. Harapan kita pengusaha-pengusaha lokal juga dilibatkan agar
perekonomian di Kaltara terus bergerak dan memberikan PAD bagi kemajuan
Provinsi Kalimantan Utara,” pungkasnya.
Sumber: Apindo Kaltara