Diiming-imingin Rp2 Ribu, Anak 6 Tahun Dicabuli 2 Kali hingga Infeksi

KAYANTARA.COM. TARAKAN – Polres Tarakan berhasil meringkus seorang pria berinisial SR (39) usai dilaporkan melakukan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur. Korbannya sendiri diketahui masih berstatus sebagai keluarga dari pelaku.

Dikatakan Kapolres Tarakan, AKBP Ronaldo Maradona TPP Siregar, S.H.,S.I.K, melalui Kasat Reskrim Polres Tarakan, AKP Randhya Sakthika Putra dalam konferensi persnya, Kamis (3/8/2023) pukul 16.00 WITA, kronologis awalnya terjadi pada Sabtu (15/7/2023) lalu sekitar pukul 16.00 WITA.

Pelapor dalam hal ini korban yang tak disebutkan identitasnya, merupakan orangtua korban mengadukan bahwa alat vitalnya telah dimasukkan jari oleh pria yang disebut sebagai terlapor.

Mendengar itu, orangtua langsung melaporkan ke Unit PPA Polres Tarakan. Korban berusia 6,1 tahun.

“Pelaku adalah paman dari korban.Kemudian kami lakukan penyelidikan dan tanggal 19 Juli 2023, pukul 14.00 WITA, kami dapatkan informasi bahwa keberadaan pelaku ada di salah satu lokasi bangunan rumah dan pelaku bekerja sehari-hari sebagai buruh bangunan,” ungkap Kasat Reskrim Polres Tarakan didampingi Kanit PPA dan Kasi Humas Polres Tarakan dalam rilis pers sore, Kamis (3/8/2023).

 Setelah itu Unit Resmob dan Unit PPA Polres Tarakan segera bergerak melakukan penangkapan terhadap pelaku. Setelah diinterogasi, mengaku dua kali melakukan pencabulan terhadap korban. Kejadian pertama pada Juni 2023, dan kemudian pada 15 Juli 2023.

Untuk barang bukti diamankan di antaranya baju yang digunakan korban saat kejadian. Atas ulahnya, pasal yang dipersangkakan kepada pelaku adalah pasal 82 ayat 2 junto pasal 76E UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Pemerintah pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi UU dan atau pasal 60 C UU Nomor 12 Tahun 2022 dengan Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

“Ancaman kurungan penjara paling lama 15 tahun,” terangnya.

Sebelumnya dikatakan Kasat Reskrim, adapun korban saat kejadian diiming-imingin uang Rp2 ribu. Korban melapor saat merasakan kelaminnya merasakan sakit. “Dan ditemukan sudah dalam kondisi infeksi,” lanjutnya.

Kejadian pencabulan dilakukan pelaku di dalam kamar tidur korban sendiri. Saat ini korban sendiri belum bersekolah. Pelaku sendiri berstatus duda, berprofesi sebagai buruh bangunan dan fakta lainnya di handphone pelaku ditemukan beberapa video porno dan usia di bawah umur.

“Kalau ditanya apakah masuk pedofil, itu ada ahlinya yang menyatakan.Nanti akan dilibatkan psikolog. Dari sisi korban kondisi masih dapat beraktivitas namun harus didampingi psikolog dan pendamping anak,” ujarnya.

Ia menjelaskan lagi, hasil interogasi pelaku, pelaku memiliki fantasi terhadap anak-anak. “Video ada di dalam gallery pelaku ditemukan. Tinggalnya korban dan pelaku beda rumah, namun pelaku yang masi merupakan kerabat korban sering ke rumah korban. Dugaan korban lain sementara tidak ada tapi masih dalam proses penyelidikan,” tukasnya. (HumasResTrk/kyt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here