KAYANTARA.OM, TARAKAN – Bank Indonesia mengatakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang biasa disumbang dari sektor pertambangan, diproyeksikan akan bergeser dengan keberadaan industri skala besar yang ada di Bumi Benuanta, sebutan Provinsi Kaltara.
Yakni seperti Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kabupaten Bulungan, PLTA Mentarang di Kabupaten Malinau dan pabrik bubur kertas yang dibangun oleh PT Phoenix Resources International (PRI) di Tarakan.
“Sehingga itu membutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal untuk mendukung pengoperasian mesin yang high tech. Itu yang menjadi salah satu alasan sumber penyumbang pertumbuhan ekonomi di Kaltara kedepan akan bergeser, kita lihatnya disitu kehadiran 3 industri besar di Kaltara,” kata Deputi KpwBI Kaltara, Seno Indarto, belum lama ini.
Mendukung hal itu, BI ditambahkan Seno, akan
terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten serta Kota di
Kaltara.
Sementara itu, tekanan inflasi global masih cukup
tinggi di tengah ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi global 2024 diprakirakan
tetap tumbuh terbatas di tengah tekanan inflasi yang tinggi. Pertumbuhan
ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India tahun 2024 lebih baik dari prakiraan
awal ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspansi pemerintah. Untuk
pertumbuhan ekonomi Tiongkok tumbuh melambat sejalan dengan tertahannya
konsumsi dan investasi terutama sektor properti.
Tekanan inflasi di negara maju masih relatif
tinggi dipengaruhi oleh perekonomian yang lebih kuat dan pasar tenaga kerja
yang ketat. Suku bunga kebijakan moneter, termasuk Fed Funds Rate (FFR)
diprakirakan telah mencapai puncaknya namun masih akan bertahan tinggi dalam
waktu yang lama. (kyt)