
Warga: Kami Tinggal Tunggu Takdir Menjemput
KAYANTARA.COM, BERAU – Banjir besar yang melanda wilayah hulu Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, menyebabkan jembatan penghubung ke Kampung-kampung di Hulu Kelay terputus.
Dampaknya, akses transportasi darat lumpuh, dua kampung Long Duhung dan Long Keluh mengalami isolasi.
Matias, Kepala Kampung Long Duhung, mengaku hampir tak bisa kembali ke kampung usai menghadiri rapat di Tanjung Redeb. “Kalau saya lihat, ini sudah sering kami kebanjiran, tapi bantuan dari Pemda belum pernah ada ke hulu ini. Saya pulang dari Rapat di Tanjung hampir nggak sampai di Kampung kembali Pak,” ujarnya, Kamis (25/4).
Putusnya jembatan utama akibat derasnya arus sungai membuat warga hanya bisa mengandalkan perahu yang berisiko saat banjir. Aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga distribusi logistik pun terhambat.
Sementara itu, Paulus Elisa, Kepala Kampung Long Keluh, menyampaikan bahwa seluruh rumah di kampungnya terdampak karena hanya terdapat satu RT. “Tahun ini semua rumah kena. Jumlah KK semua terdampak karena kampung kami hanya satu RT saja,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa frekuensi banjir meningkat dalam beberapa tahun terakhir. “Kalau dulu tidak sesering ini. Mungkin karena pohon-pohon besar di sekitar kampung sudah banyak berkurang,” ujarnya.
Paulus menggambarkan kondisi warga yang benar-benar terjebak akibat banjir. “Karena banjir sudah melampaui batas, jelas tidak bisa bergerak ke mana-mana, Pak. Tinggal tunggu takdir menjemput saja,” katanya lirih.
Ia berharap ada kepedulian dari pemerintah daerah. “Harapan kami supaya bantuan tetap ada dari Pemda. Baik berupa apa pun, kami sangat harapkan itu,” pungkasnya. (hrd)