
KAYANTARA.COM, JAKARTA – Delegasi DPD RI yang dipimpin oleh Ketua PURT DPD RI, Hasan Basri, baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Rumania. Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral, menjajaki potensi kerja sama ekonomi, serta mempelajari sistem pengelolaan anggaran di parlemen Rumania.
Dalam kunjungannya ke Bucharest, rombongan PURT DPD RI disambut hangat oleh Ketua Komite Anggaran, Keuangan, Perbankan, dan Pasar Modal Senat Rumania, Maria-Gabriela Horga. Diskusi bilateral berlangsung produktif, membahas berbagai isu strategis, termasuk potensi kerja sama ekonomi dan tata kelola anggaran.
Hasan Basri menyoroti perbedaan signifikan dalam sistem pengelolaan anggaran antara DPD RI dan parlemen Rumania.
“Di DPD RI, proses pengusulan anggaran melalui PURT, kemudian disampaikan ke Pimpinan DPD RI, dilanjutkan ke Komisi XIII, lalu disahkan menjadi undang-undang,” jelas Hasan Basri. “Sedangkan di Rumania, parlemen langsung mengalokasikan anggarannya dan pemerintah langsung menjalankannya.”
Ia juga terkesan dengan gedung parlemen Rumania yang merupakan gedung senator terbesar kedua di dunia setelah Gedung Putih, dengan anggaran pengelolaan sekitar 1.000.000 Euro per bulan.
Potensi Gandum Rumania untuk Indonesia
Salah satu poin penting yang mengemuka dalam diskusi adalah potensi ekspor gandum dari Rumania ke Indonesia. Rumania saat ini surplus produksi gandum sekitar 4-5 juta ton per tahun, sementara kebutuhan domestik mereka hanya 1 juta ton per tahun.
“Mereka siap untuk melakukan ekspor ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan Indonesia sekitar 10-11 juta ton. Ini sangat membantu mengingat kita tidak bisa memproduksi gandum dan ketergantungan impor kita sangat tinggi,” ujar Hasan Basri.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Rumania telah terjalin selama 75 tahun. Rumania, sebagai anggota penuh Uni Eropa, menggunakan visa tunggal yang memudahkan warga Indonesia untuk bepergian ke negara-negara Eropa lainnya.
Meskipun hubungan bilateral yang kuat, Hasan Basri mengungkapkan adanya kendala dalam pengurusan visa Rumania bagi warga Indonesia. “Pengurusan visa ke Rumania harus dilakukan di Thailand karena Kedutaan Rumania di Indonesia belum memiliki peralatan yang memadai untuk mengoptimalkan pelayanan visa,” katanya. Ia berharap Kedutaan Rumania di Indonesia dapat segera melengkapi fasilitasnya sehingga warga Indonesia dapat mengurus visa langsung di Tanah Air.
Minat warga Rumania untuk berkunjung ke Indonesia cukup tinggi, dengan sekitar 52.000 wisatawan Rumania berkunjung setiap tahunnya. Selain itu, terdapat sekitar 40 mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Rumania. Hasan Basri berkesempatan bertemu dengan salah satunya, seorang mahasiswa jurusan energi bernama Fadil, yang mengindikasikan bahwa biaya hidup dan kurs di Rumania relatif terjangkau.
Delegasi DPD RI dan parlemen Rumania sepakat untuk terus mempererat hubungan bilateral dan menjajaki kerja sama di berbagai sektor. “Terbuka peluang ekspor ke Rumania untuk beberapa komoditas seperti kopi, cokelat, termasuk hasil perikanan, karena hasil laut mereka sangat tergantung dari negara lain,” kata Hasan Basri. (adv)