
KAYANTARA,COM, BUNYU – Manajemen PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melakukan kunjungan ke lokasi pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) di wilayah operasi Perusahaan di Kalimantan Utara pada 14 – 19 September 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi rutin untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan, keberlanjutan, hasil, serta dampak positif program-program CSR Perusahaan bagi masyarakat penerima manfaat.
Kegiatan kunjungan ini dipimpin langsung oleh Sr. Manager Relations PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Handri Ramdhani dan melibatkan jajaran manajemen Fungsi Communication Relations & CID (CRC) dari kantor pusat PHI di Jakarta, Head CRC Zona 8, Zona 9, dan Zona 10 serta para penanggung jawab program CSR Perusahaan dari ketiga zona tersebut.
Dalam kunjungan kali ini, manajemen PHI berkesempatan untuk melakukan dialog dengan local hero, penerima manfaat, serta pejabat pemerintah daerah pada beberapa program CSR yang dikunjungi, yakni Program Kampung Hijau Hidroponik dan Program Konservasi Penyu yang berada di Pulau Bunyu. Tim manajemen PHI juga berkunjung ke lokasi Program Aliansi Kerja Bebas Sampah (Akar Basah) yang berlokasi di Kabupaten Nunukan, dan juga Program Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) yang telah menjadi salah satu ikon batik di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Handri menjelaskan bahwa kunjungan ini menjadi wadah bagi manajemen Perusahaan untuk memastikan kegiatan CSR telah dilaksanakan sesuai rencana, mengidentifikasi masalah atau tantangan yang dihadapi program, menilai kinerja program dan kegiatan pendampingan serta memperoleh feedbak dan masukan sebagai dasar pengambilan keputusan yang akurat untuk perbaikan di masa depan, sehingga program lebih efektif, efisien, dan berdayaguna. “Kunjungan ini merupakan bentuk komitmen kami untuk memastikan operasi dan bisnis hulu migas Perusahaan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemandirian masyarakat, serta kelestarian lingkungan, melalui program CSR sejalan dengan upaya pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs),” jelasnya.
Menurut Handri, Perusahaan akan terus menjalankan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate governance (GCG) dan Environment, Social, Governance (ESG).
Di Bunyu, PHI melalui PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field menjalankan Program Kampung Hijau Hidroponik yang diawali dengan inisiatif untuk mengurangi emisi karbon dari pembakaran pakis merah yang dianggap sebagai gulma dan banyak ditemukan di wilayah ini. Inovasi yang menghasilkan akar pakis ini menjadi media tanam hidroponik, pada program ini menjadi solusi bagi pelestarian lingkungan sekaligus peluang untuk mengembangkan pertanian hidroponik di Bunyu.
Saat berdiskusi dengan Kepala Desa Bunyu Barat dan perwakilan pemerintah kecamatan Bunyu serta tiga kelompok wanita tani dari Desa Bunyu Barat, Bunyu Timur, dan Bunyu Selatan, Manager Communication Relations & CID PHI, Dony Indrawan menyampaikan kegembiraannya atas perkembangan program pertanian hidroponik di ketiga desa tersebut. “Perkembangan pertanian hidroponik di Bunyu, berupa sayuran dan buah-buahan, khususnya melon, memberikan gambaran yang sangat baik mengenai pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program CSR Perusahaan untuk menjamin pengembangan dan keberlanjutan program tersebut,” jelas Dony. Kelompok Wanita Tani binaan program telah berhasil mengembangkan produk turunan dari buah melon berupa dodol dan es krim.
Ketika pemerintah daerah memberikan dukungan penuh seperti yang dilakukan oleh Kepala Desa Bunyu Barat, Dony menilai bahwa program CSR perusahaan dapat menjangkau penerima manfaat yang lebih luas dan lebih banyak. “Dibandingkan tahun 2022 lalu, tahun 2025 ini kita melihat adanya perkembangan yang signifikan dari jumlah kelompok wanita tani serta anggota masyarakat yang memperoleh manfaat. Saat ini program telah dijadikan rujukan bagi pemerintah desa untuk mengembangkan penerima manfaat baru di Pulau Bunyu,” ungkap Dony.
Yuli Hayati, S.Sos mewakili Plt. Camat Bunyu menyampaikan harapan kegiatan sejenis dapat dilanjutkan untuk kedepannya, dengan kolaborasi dan sinergitas untuk bersama-sama membangun pulau Bunyu. “Program ini harus ada keberlanjutannya, peninjauan, dan pengawasan harus terus dilakukan karena tujuan program CID sangat mulia,” ungkapnya.
Suhadi, selaku Kepala Desa Bunyu Barat menambahkan “Program CID yang dilakukan menjadi bukti nyata bahwa program yang dimulai dari mitra binaan bisa berkembang luas ke masyarakat,” ujarnya.
Di kunjungan ini, PHI dan PEP Bunyu Field menyepakati rencana kolaborasi dengan kelompok nelayan, pemerintah desa dan kecamatan Bunyu untuk menginisiasi program konservasi penyu di Pantai Nibung sebagai langkah awal dalam melestarikan penyu dan rencana pengembangan desa wisata di wilayah Pulau Bunyu. PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas di Regional 3 Kalimantan yang meliputi Zona 8, Zona 9 dan Zona 10 sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Pada 2024, PHI mencatatkan produksi minyak dan gas bumi sebesar 58,4 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan 621,2 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Dalam mencapai visinya menjadi perusahaan migas kelas dunia, PHI bersama anak perusahaan dan afiliasinya bekerja sama dengan SKK Migas menjalankan operasi hulu migas yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan produksi migas nasional dan mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia.