Ribuan Benih Kepiting Bakau Dilepas di Kawasan Konservasi Mangrove Pamusian

Hasil Kerja Sama Koperasi Produsen Nelayan Kaltara Melalui Binaan DKP Pemprov

Penebaran benih kepiting bakau yang diproduksi Koperasi Produsen Nelayan Kaltara oleh BKPIM Tarakan, DKP Kaltara dan Lantamal XIII Tarakan di Kawasan Konservasi Mangrove Pamusian, petang tadi. (Mansyur/Kayantara.com)

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Bulan Mutu Karantina Tahun 2020 melalui Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKPIM) Tarakan kembali berlanjut.

Jika pada Mei lalu, BKPIM Tarakan mendistribusikan 1.600 paket ikan atau sebanyak 5 ton kepada nelayan yang terdampak Covid-19, kali ini menebar seribu benih kepiting bakau di kawasan hutan mangrove Kelurahan Pamusian, Kamis (18/6)

Penebaran hewan yang menjadi salah satu ikon Kota Tarakan ini bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan kepiting bakau di Bumi Paguntaka.

“Kegiatan hari ini bekerjasama dengan Koperasi Produsen Nelayan Kaltara yang merupakan binaan DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Pemprov Kaltara sebagai penyedia benih kepiting bakau yang kita lepas bersama-sama Lantamal, dan stakeholder terkait,” ungkap Umar.

Pelepasan atau restoking ribuan ekor benih kepiting di hutan bakau ini dimaksudkan agar kelangsungan hidupnya bertahan lebih kuat. Diperkirakan empat sampai lima bulan kedepan, kepiting bakau ini sudah tumbuh besar dan layak untuk dikonsumsi.

“Restocking (penebaran) ini pada prinsipnya kita memasukan jenis yang sudah ada agar berkelanjutan. Karena selama ini kepiting diambil dari alam, tapi alam tidak mungkin menyediakan terus, jadi kalau tidak diimbangi pada saatnya nanti akan habis,” jelasnya.

Sehingga keberlangsungan kepiting di Tarakan dapat dinikmati sampai puluhan tahun ke depan. Jika pertumbuhan ribuan benih kepiting ini minimal menghasilkan keturunan 20 hingga 30 persen dengan rata-rata satu ekor menelurkan jutaan keturunannya, maka ketersediaan kepiting Tarakan akan terus tetap bertahan. .

Hal senada juga dituturkan oleh Ketua Koperasi Produsen Nelayan Kaltara, H. Edi Purwanto. Menurutnya, tingkat kehidupan kepiting di hutan bakau jauh lebih tinggi. “Geografis di Kaltara ini sangat cocok untuk pengembangan kepiting bakau dan pakannya juga sangat bagus. Sehingga terus akan kita kembangkan budidaya kepiting bakau ini agar tetap berkelangsungan, salah satunya restocking ini,” ujarnya.

Selama ini pihaknya mendapatkan induk kepiting dari area pertambakan yang kemudian dipelihara untuk dapat berproduksi secara terus menerus.  “Sejauh ini kita sudah dua kali penyebaran pembenihan lokal, pertama sebanyak 1000 ekor yang kita berikan ke petambak,

Dia menambahkan, sebelum koperasi ini berdiri pada empat tahun silam, pihaknya melakukan penelitian budidaya benih kepiting bakau di Jepara Jawa Barat dan Takalar Sulawesi Selatan. “Karena saat itu belum ada pembenihan kepiting bakau di Tarakan bahkan di Kaltara. Jadi dengan adanya kita, para supplier atau petambak tidak repot-repot lagi ambil dari luar Kaltara,” katanya.  

“Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Pemprov Kaltara dalam hal ini Gubernur Irianto Lambrie yang telah mendukung berdirinya koperasi ini sampai sekarang dalam memajukan budidaya kepiting di Kaltara,” demikian Edi. (sur)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here