KAYANTARA.COM, TARAKAN – Garis batas negara di daerah yang berbatasan darat dengan negara tetangga, bukanlah semata mata garis demarkasi. Melainkan juga sebagai titik singgung bahkan menjadi struktur kekuatan teritorial/nasional. Wilayah negara yang berbatasan langsung tersebut adalah Kabupaten Malinau sebagai daerah yang lima kecamatannya berbatasan langsung dengan Malaysia. Di antaranya Kayan Hulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan, Pujungan, dan Kecamatan Bahau Ulu.
Posisi tersebut memiliki peran strategis dalam menjaga titik singgung, sehingga Indonesia mampu memperlihatkan wajahnya melalui sentuhan-sentuhan yang dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten Malinau, sebagai frontliner menjaga perbatasan di utara Indonesia. Baik pembangunan fisik Infrastruktur, berupa pembukaan akses jalan dan jembatan yang menghubungkan semua wilayah di perbatasan dan pedalaman Kabupaten Malinau, maupun pembangunan manusianya. Seperti membangun tower untuk kemudahan informasi dan komunikasi dan menjangkau hingga titik terluar dan terjauh sekalipun se-Kabupaten Malinau.
“Termasuk membuka akses dagang serta memberikan support untuk produk lokal agar berdaya saing dan digunakan tidak hanya untuk masyarakat di tingkat lokal, tapi juga negara tetangga bahkan internasional,” kata bupati Malinau dua priode, Dr. Yansen TP M.Si dalam, Rabu (28/10/2020).
Namun demikian, hal tersebut adalah bagian dari kemajuan pembangunan dan konsekuensi logis dari daerah yang mempunyai garis perbatasan panjang akan ada persoalan-persoalan baru yang muncul. Antara lain hukum di lintas batas, narkoba, human trafiking dan lain-lain adalah satu paket problematika di perbatasan yang selalu ada dan butuh sentuhan serius untuk memberikan solusinya.
Lebih lanjut, Dr. Yansen TP mengungkapkan paham betul dan bersungguh-sungguh selama ini menyatukan berbagai kekuatan, baik satgas di perbatasan, tim organik yang ada di Malinau dari kecamatan hingga desa, dan seluruh masyarakat lokal.
“Begitupun berbagai kebijakan yang harus dilakukan secara cepat dan konstruktif dalam menjawab segala problematika yang terjadi mustahil wajah Indonesia yang ideal itu dapat di banggakan,” ujarnya.
Melalui racikan dan sentuhan seorang Dr. Yansen TP mampu membuktikan bahwa daerah perbatasan bukan lagi sebagai daerah terluar tetapi adalah daerah terdepan Indonesia, dan Malinau membuktikan tidak hanya kelak terdepan sekarang di belakang, tetapi Kabupaten Malinau sudah menjadi kebanggaan Indonesia di lintas utara Pasifik Raya.
Sementara itu, Praktisi Hukum Mukhlis Ramlan mengungkapkan, berikutnya lima belas kecamatan se-Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan negara tetangga menjadi agenda selanjutnya.
“Bupati Dr. Yansen TP telah berhasil dalam menjawab segala problematika perbatasan, termasuk menuntaskan persoalan hukum yang terjadi di perbatasan agar Indonesia bermartabat di mata dunia,” kata Wakil Presiden Forum Pengacara Kesatuan Tanah Air (Fakta) Mukhlis Ramlan. (adv)