BI Sebut Periode November Kaltara Inflasi

KAYANTARA.COM, TARAKAN – Bulan November 2020 Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar -0,05%. Sementara Kota Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 0,68%. Dengan kondisi tersebut, Kalimantan Utara (Kaltara) tercatat mengalami inflasi sebesar 0,09%.

Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Kaltara pada periode November 2020 sebesar 1,92% atau masih berada di bawah kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 3,0% ±1%.

Realisasi ini relatif sejalan dengan kondisi historis dimana dua bulan menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru relatif mengalami inflasi.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Yufrizal mengatakan inflasi didorong adanya peningkatan pada beberapa bahan makanan sejalan dengan terbatasnya stok beberapa komoditas pangan khususnya komoditas bawang merah dan cabai rawit di tengah stabilnya tarif angkutan udara pasca kenaikan demand rute penerbangan seiring dibukanya beberapa rute dari dan menuju Tarakan pada bulan November 2020 di tengah masih turunnya harga komoditas emas perhiasan.

Kelompok transportasi masih mengalami inflasi relatif rendah. Inflasi pada kelompok tersebut didorong adanya sedikit peningkatan pada tarif angkutan udara yang tarifnya sudah mencapai Tarif Batas Atas (TBA) pada bulan November 2020. Angkutan udara mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,05%.

Sementara itu, inflasi pada bulan November 2020 didorong oleh peningkatan tekanan pada kelompok bahan makanan khususnya bawang merah dan cabai rawit. Peningkatan harga bahan makanan ini sejalan dengan adanya permasalahan di sentra produksi bawang merah dan cabai rawit akibat kondisi cuaca La Nina. Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakaupada bulan November 2020 mengalami inflasi sebesar 0,35%.

“Lima komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan antara lain bawang merah (-0,08%), cabai rawit (0,08%), sawi hijau (0,03%), air kemasan (0,02%) dan tauge (0,02%),” sebutnya.

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan  terbesar yaitu daging ayam ras (-0,05%), kacang panjang (-0,03%), bayam (-0,03%), kangkung (-0,02%), dan rampela hati ayam  (-0,01%).

Dengan demikian, secara tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat inflasi sebesar 0,81%. Adapun kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya pada November 2020 tercatat relatif menurun dengan deflasi sebesar -0,10%.

“Penurunan tersebut didorong oleh penurunan tarif listrik sehubungan adanya subsidi pada pelanggan 450 dan 900 VA dengan andil -0,01%. Secara tahunan, kelompok tersebut mencatat inflasi sebesar 0,93%,” jelasnya.

“Ke depan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2020, yaitu 3,0±1%. Untuk itu, koordinasi antara Pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga, termasuk memitigasi dampak penyebaran Covid-19 terhadap inflasi di wilayah Kaltara,” demikian Yufrizal. (sur)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here