KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Mulai Rabu (10/2/2021) besok perdagangan lintas batas khususnya antara Krayan (Nunukan-Kaltara) dan Bakelalan (Serawak-Malaysia) mulai dibuka kembali.
Kepala Disperindagkop Kaltara, Hartono menjelaskan, pembukaan kegiatan perdagangan lintas batas tersebut telah disetujui oleh Indonesia dan Malaysia. Serawak akan memulai penghantaran bahan logistik ke sempadan Bakelalan dan selanjutnya akan didistribusikan ke Krayan, Kabupaten Nunukan.
Selain sembako, material bangunan adalah komoditas perdagangan lintas batas yang paling ditungu-tunggu masyarakat. Kelangkaan bahan bangunan juga sudah terjadi sejak setahun terakhir.
Sebelumnya perdagangan lintas batas dua daerah bertetangga berhenti karena pemberlakuan karantina wilayah oleh pemerintah setempat di Malaysia sejak Juni 2020 tahun kemarin.
Hartono mengatakan, pembukaan jalur perdagangan lintas batas tersebut sudah diupayakan sejak masuknya Surat Bupati Nunukan Nomor P/452/BPPD-II/185.5 pada tanggal 18 Juni 2020 kepada Gubernur Kaltara. Kemudian oleh Gubernur Kaltara ditindaklanjuti dengan Surat Gubernur Kaltara Nomor 510/1161/DPPK-UKM/GUB kepada Ketua Menteri Sarawak dalam hal permohonan membuka jalur masuk perbatasan Krayan Kabupaten Nunukan dengan Sarawak.
“Alhamdulillah, besok sudah mulai dibuka perdagangan lintas batas, khususnya di Krayan yang berbatasan dengan Bakelalan. Perdagangan ini melibatkan dua koperasi yaitu Koperasi Mitra Utama Kaltara di Krayan dan Koperasi Bakelalan Lawas Berhad sebagai mitranya,” tutur Hartono.
Camat Krayan, Heberly mengatakan, distribusi barang dari Bakelalan ke Krayan hanya akan dibuka selama 2,5 hari. Setelah itu, belum diketahui lagi langkah selanjutnya.
“Apapun itu, kita tetap bersyukur dan mengapresiasi upaya Pemkab dan Pemprov yang sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah Malaysia setahun terakhir ini, sehingga besok sudah bisa dilakukan serah terima barang dari Bakelalan ke Krayan,” ujarnya.
Heberly mengatakan, selain sembako, komoditas juga mencakup bahan bakar minyak (BBM) dan bahan material bangunan. Ia mengatakan, sepanjang penutupan jalur perdagangan lintas, material bangunan sangat minim.
“Opsi yang terdekat adalah mengambil material dari Malinau dan Tarakan. Harga jual semen dari Malinau ketika sampai di Krayan Rp 1,2 juta per sak. Yang dari Tarakan Rp 1,350 juta per sak,” ujarnya.
Ia berharap setelah distribusi sembako, BBM, dan material bangunan dari Malaysia dapat mengatasi persoalan kelangkaan beberapa komoditas kebutuhan masyarakat setempat.
“Setahun terakhir, barang tetap ada dari program SOA (Subsidi Ongkos Angkut) pusat dan dari pelaku-pelaku usaha yang menyediakan barang nonsubsidi. Termasuk dari program pemerintah yaitu Jembatan Udara yang sudah mulai di Januari kemarin. Dan tahun ini Krayan dapatnya 82 flight yang dibagi ke Krayan Induk, Krayan Induk, dan Krayan Barat, Krayan Tengah, dan Krayan Selatan,” ujarnya. (hms/sur)