KAYANTARA.COM,MALINAU– Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Linmas, dan Damkar Malinau bersama Dinas Kesehatan serta Disperindagkop dan UMKM melakukan pengawasan sekaligus mensosialisasikan kepada pedagang penjual takjil di hari pertama puasa, pada Selasa (13/4).
“Hari pertama puasa kita melakukan pengawasan sekaligus mensosialisasikan agar pedagang takjil maupun konsumen untuk menerapkan protokol kesehatan,” ujar Kasatpol PP,Linmas dan Damkar H.Kamran melalui Kasi Trantibum Ruri Ahmad Sururie kepada Koran Kaltara, Rabu (14/4).
Dikatakannya, di hari pertama puasa memang masih terdapat beberapa penjual takjil belum menyediakan tempat pencuci tangan. Karena itu pihaknya pun meminta ke depan agar dapat dipasangkan.
“Jadi yang belum ada memasang kami masih mentolerirnya, dan mengimbau agar memasang tempat cuci tangan,” tegas Ruri.
Patroli ini, kata Ruri, akan dilaksanakan selama bulan Ramadan setiap sore hari.
“Jadi setiap hari kita akan terus evaluasi. Mulai dari para penjual takjil dan pembelinya. Apakah menerapkan prokes atau tidak,” jelasnya.
Penerapan sanksi akan sama dengan seperti patroli sebelumnya. Dimana akan dilaksanakan pembinaan ditempat langsung.
Kunjungan Surya Paloh ke Demokrat, AHY: Kami Ingin Kapal Koalisi Ini Berlayar dan Menang
“Jadi kita berikan sanksi sosial di tempat nanti. Ketika ada yang melanggar prokes seperti tidak menggunakan masker atau tidak membawanya,” ungkapnya.
Untuk jumlah personel yang diturunkan, kata Ruri, tentu secara berjadwal.
“Dan kita pastikan yang akan melaksanakan sebanyak 8 orang berpatroli selama bulan Ramadan ini,” tutur dia.
Kabid Kesehatan Masyarakat DKPPKB Malinau dr.Imelda R Mangotan menuturkan, hal yang serupa dalam pemantauan dan pengawasan di hari pertama puasa tersebut.
“Ya kita bersama-sama Disperindagkop dan Satpol PP monitoring langsung terhadap penerapan protokol kesehatan,” katanya.
Tidak hanya itu, kata Imelda termasuk juga dengan penyajian makanan yang disajikan oleh para pedagang ini.
“Tujuannya menghindari agar tidak terjadinya penyebaran virus dan higenitas makanan yang dijualbelikan,” ungkapnya.
Imelda juga menegaskan beberapa hari ke depan timnya akan melakukan pengambilan sample dari jajanan yang dijual oleh para pedagang takjil tersebut.
“Pengambilan sample ini untuk mengecek kesehatan apakah memenuhi syarat atau tidak. Apakah juga memiliki zat pewarna atau tidak. Jadi memang harus diperiksa juga agar konsumen terjamin kesehatannya,” ungkapnya.
Terpenting itu, Imelda berpesan kepada para pedagang takjil untuk wajib menggunakna masker dan sarung tangan. “Terlebih lagi meyediakan tempat cuci tangan atau handsanitizer, agar semua aman dan sehat,” pungkasnya. (eby)