KAYANTARA.COM,TANJUNG SELOR– Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak 2020 lalu, ternyata tidak menghalangi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) asal Kalimantan Utara (Kaltara) menciptakan hasil karya ke masyarakat desa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Seperti yang dilakukan Mahasiswi Fakultas Kedokteran UGM asal Kaltara, Elenvia Firsty Karno melalui program kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Desa Ngoro’oro Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
Ia membagikan pengalamannya secara daring tentang pembuatan sabun organik berkualitas dengan bahan dasar buah alpukat dan minyak alpukat.
Tak hanya itu Elenvia juga membagikan booklet dan video mengenai menfaat dan pembuatan minyak alpukat sebagai produk yang dapat dikonsumsi maupun sebagai produk kesehatan topikal.
Program ini juga mendukung program sebelumnya karena dapat digunakan dalam pembuatan sabun organik.
“Saya juga membagikan video prosedur pembuatan sabun alpukat dan booklet berisi materi terkait, dengan harapan warga mendapatkan gambaran besar dari pembuatan sabun organik berbahan alpukat. Untuk sesi daring berlangsung selama hampir 50 menit, berisi penjelasan mengenai manfaat, bahan, peralatan, hingga langkah-langkah pembuatan sabun organik. Warga pun cukup antusias bertanya. Tips pembuatan dan penjualan sabun organik ini juga saya bagikan,” ungkapnya, Sabtu (24/4/2021)
Dijelaskannya, visi Desa Ngoro’oro menjadi sentra buah alpukat beberapa tahun mendatang, dengan tema unit terkait pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan ekowisata.
Mahasiswa KKN-PPM UGM yang bertugas di Desa Ngoro’oro dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, S.S., M.A., M.M., C.H.E. Fokus pada program kerja seperti pengadaan bibit, sosialisasi mengenai hukum, ekonomi, dan kesehatan terkait perkebunan alpukat, hingga pelatihan pengolahan alpukat menjadi produk usaha. Sabun organik yang ia buat itu kini menjadi bisnis kecilnya dengan nama Avanee.
“Buah alpukat ini sangat kaya akan lemak dan vitamin, sehingga dapat menghasilkan sabun untuk melembabkan dan menutrisi kulit. Karena keterbatasan koneksi bagi warga desa, sesi daring ditayangkan di kanal Youtube KKN PPM UGM Patuk. Warga yang tertarik dan ingin belajar tentang pembuatan sabun organik ini bisa mengubungi saya,” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan latar belakang sebagai mahasiswi kedokteran, Ia juga memberikan sosialisasi terkait keselamatan dan kesehatan kerja ketika berkebun dengan materi diberikan dalam bentuk booklet dan podcast yang dapat didengarkan secara berulang oleh warga melalui kanal Spotify KKN PPM UGM Patuk.
“Berbagai program kerja yang telah selesai dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM di Desa Ngoro’oro ini, diharapkan daerah yang menjadi sentra alpukat ini tidak hanya menghasilkan buah alpukat nya saja namun juga produk-produk olahan berbahan alpukat,” pungkasnya. (toy)