Ketua DPD RI: Manfaatkan Semaksimal Mungkin SDA yang Tersedia di Kaltara

Ketua DPD RI LaNyala Mahmud Mattalitti dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Kaltara, Rabu (26/5/2021).

KAYANTARA.COM, TANJUNG SELOR – Ketua DPD RI LaNyala Mahmud Mattalitti melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kaltara, pada Rabu (26/5/2021).

Dalam kesempatan itu, LaNyala menyampaikan pentingnya daerah menjadi kekuatan ekonomi.

Senator asal Jawa Timur ini mengatakan, Indikator Kemandirian Fiskal Daerah (IKFD) menunjukkan mayoritas pemerintah daerah belum mandiri. Untuk itu, butuh komitmen serius guna mendorong kemandirian fiskal daerah.

“Terutama dengan memanfaatkan semaksimal mungkin Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia di Kalimantan Utara. Meskipun dalam prakteknya tidak mudah bagi daerah untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari SDA yang dimiliki,” ujarnya.

LaNyala menyebut adanya persoalan fundamental di konstitusi hasil amandemen sejak tahun 1999 hingga 2000, yang pada prakteknya memberi keleluasaan kepada swasta nasional maupun asing untuk mengelola SDA di daerah.

“Karena Undang-Undang Dasar hasil amandemen terkait dengan frasa kalimat yang tertera di Pasal 33 Ayat (2) yang menyebutkan bahwa; Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, telah diartikan berbeda dengan adanya tambahan Ayat (4) dan Ayat (5), sehingga kalimat “Dikuasai Negara” tidak lagi mengacu kepada ayat (1) dan (3), tetapi dimaknai oleh Mahkamah Konstitusi sebagai negara cukup mengatur dan mengawasi,” terangnya.

Padahal kata LaNyala, semangat Ayat (1) dan Ayat (3) adalah sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat. Karena para pendiri bangsa ini telah berpikir jauh ke depan saat menyusun Undang-Undang Dasar di Tahun 1945 ketika itu. Yaitu semangat Koperasi, semangat tolong menolong dan semangat ekonomi kekeluargaan.

“Sehingga hari ini faktanya, semangat yang kita rasakan adalah semangat Kapitalistik dan Ekonomi Pasar. Sehingga sektor-sektor yang terkait dengan hajat hidup orang banyak pun faktanya diserahkan ke mekanisme pasar. Jadi saya tidak heran, setiap turun ke daerah, selalu mendapat keluhan dari stakeholder daerah, yang mengatakan bahwa di daerah mereka kaya sumber daya alam, tapi mereka tidak merasakan,” akunya.

Hal ini juga diakui LaNyala terungkap saat ia bertemu dengan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan kemarin. Mereka mengatakan, Kalimantan Selatan kaya akan SDA, tetapi mengapa warganya masih banyak yang miskin.

“Ini yang saya maskud dengan kita sibuk berdiskusi dan berdebat di persoalan hilir, sementara tidak pernah mau menyentuh persoalan hulu, atau akar masalahnya,” pungkasnya. (dc/nr)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here