Pelatihan Keterampilan Menjahit Bisa Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi Malinau

Bupati Malinau Wempi W Mawa saat meninjau pelatihan menjahit.

KAYANTARA.COM, MALINAU – Pelatihan keterampilan menjahit dan payet busana yang digelar oleh PKK Kabupaten Malinau diharapkan mampu membangun kapasitas bagi masyarakat dalam guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Demikian disampaikan Bupati Malinau Wempi W Mawa saat membuka pelatihan keterampilan menjahit dan payet busana yang dihadiri 40 peserta di kantor TP PKK Malinau, Senin (30/8/2021).

Menurut Bupati, dengan adanya pelatihan ini peran dari penggerak PKK Kabupaten Malinau telah turut berkontribusi dalam capaian program 100 hari kerja, di antaranya wajib belajar maju dan milineal mandiri.

“Jadi memang dalam 100 hari kerja ini, ada beberapa program kerja yang ingin dicapai. Salah satunya kegiatan pelatihan yang membantu membangun kapasitas keterampilan,” ungkapnya.

Dengan harapan pelatihan ini dapat mengeksplorasi bakat-bakat yang dimiliki masyarakat Malinau khususnya di kalangan milineal tersebut. “Paling penting itu bagaimana mengembangkan jiwa kewirausahaan dari generasi muda ini,” katanya.

Apabila jiwa usaha telah terbangun tentu potensi yang telah digali dapat berkembang dengan baik. “Dengan begitu potensi-potensi dari keterampilan yang ada dapat menopang ekonomi di kehidupan masyarakat malinau,” ujarnya.

Terlebih lagi dari 40 peserta yang mengikuti kegiatan ini dihadiri dari beberapa desa. “Saya sangat mengapresiasi dimana kegiatan ini bisa menjangkau peserta dari beberapa kecamatan dan desa. Dan diharapkan ke depan bisa menjangkau lagi ke desa desa yang sulit aksesnya sehingga bisa berkesempatan juga,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga menekankan ke dinas terkait agar dapat menyambut pelatihan dan segera tindaklanjuti. “Karena pelatihan ini tidak hanya cukup memberikan  latihan saja. Tetapi diperlukan pendampingan langsung dari dinas teknis,” imbuhnya.

Pendampingan yang dimaksud, kata Bupati, bisa menyiapkan permodalan melalui sumber-sumber anggaran baik dari APBD maupun APBN.

“Bahkan bisa saja melalui permodalan CSR perusahaan. Sehingga dari peserta pelatihan juga bisa mendapatkan permodalan jangan stagnan di pelatihan saja,” jelasnya. Dengan demikan, bantuan modal yang diberikan kepada para peserta diharapkan bisa berkembang ke depannya.

“Kalau tidak ada modal tentu mereka tidak akan berkembang. Maka dari itu dinas teknis bisa melihat dan memasukkan ke dalam program agar bisa berkesinambungan,” ungkapnya. (eby)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here