KAYANTARA.COM, MALINAU – Jalan penghubung di wilayah RT 3 Desa Singai Tirang, Kecamatan Mentarang menuju jalan Poros provinsi ke Desa Sentaban terputus. Kondisi ini diakibatkan tanah longsor yang terjadi sekitar pukul 04.00 Wita, Kamis (2/9/2021).
Dari pantauan Kayantara.com, tanah yang berada di sisi jalur lereng kanan atau tepatnya di atas gereja GKII ini tergusur ke badan jalan.
Sehingga para pengendara baik roda dua maupun roda empat yang menuju Desa Singai Tirang harus putar balik.
Berselang kurang lebih empat jam kemudian, alat berat dari UPTD DPUPR Perkim pun tiba untuk melakukan pembersihan di badan jalan tersebut.
Masyarakat desa setempat pun bergotong royong untuk mempercepat agar akses jalan tersebut dapat dilalui kembali.
Kepala Desa Singai Terang Dorlince saat ditemui di lokasi menjelaskan informasi kejadian tanah longsor dikarenakan hujan semalam.
“Dan informasi dari Linmas yang berjaga di RT 3 ini, tanah sudah menutupi badan jalan sekitar jam 5, tapi kejadian diperkirakan jam 4 pagi,” jelasnya.
Pelantikan Gubernur Terpilih Bulan Depan, Soal Tanggal Masih Tunggu Kepastian Kemendagri
Saat ini unit alat berat dari UPTD PUPR Perkim sedang bekerja dan melakukan pembersihan tanah longsor tersebut. “Kita juga berterima kasih kepada Pemerintah Daerah yang sudah sigap menangani tanah longsor ini,” ungkapnya.
Walaupun, kata Dorlince, beberapa warga yang ingin ke ladang harus berputar terlebih dahulu dikarenakan akses jalan tersebut tidak bisa tertutup.
“Jadi memang dari lapangan jalan wilayah singai tirang ini menghubungkan jalan poros yang menuju ke desa tetangga yaitu desa sentaban,” ungkapnya.
Ia pun bersyukur dari kejadian tanah longsor tidak ada korban jiwa. “Puji Tuhan tidak ada korban jiwa. Hanya jalan saja yang tidak dapat diakses sementara waktu dulu oleh masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan sebenarnya jalan penghubung wilayah singai tirang ini telah lama diajukan Malinau. “Saat reses kita sudah sampaikan agar tebing disepanjang 400 meter diatas bisa disiring atau diberikan ketahanan sehingga tidak longsor lagi. Dan syukurnya tadi Pak Bupati sudah mendatangi ke lokasi dan sudah kita sampaikan juga,” katanya.
Sementara Bupati Malinau Wempi W Mawa yang langsung meninjau ke lokasi mengungkapkan, terjadinya longsor ini dikarenakan intensitas hujan di Malinau memang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
“Tadi kita bersama-sama sudah melihat alat berat dari UPTD PUPR Perkim sudah bekerja untuk kembali membuka badan jalan ini,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Wempi juga berpesan kepada petugas alat berat ini agar dapat optimal melakukan pengerjaannya.
“Tadi saya arahkan agar dapat bekerja secara optimal lagi sehingga ruas jalan ini bisa berfungsi kembali lagi,” katanya.
Perihal jalur pipa PDAM yang sempat terputus, kata Wempi, berdasarkan informasi dari petugas PDAM sudah tersambung lagi.
“Persoalan air bersih sudah tersambung. Jadi sudah tidak ada masalah lagi, karena sudah mengalir ke rumah warga,” ungkapnya.
Ke depannya, lanjut Wempi, pemerintah daerah memastikan akan melakukan penyiringan di wilayah lokasi ini. “Mungkin akan dilakukan turap dulu. Sehingga penyiringan bisa terlaksana. Dan memang kondisinya untuk buktinya tidak begitu besar. Jadi tinggal diturunkan saja tanahnya,” katanya.
Namun demikian, Wempi menyarankan kepada pemerintah desa Long Bisai khususnya di wilayah Singai Tirang ini dilakukan pembahasan dulu. “Karena kita ketahui bahwa sebagian lokasi ini ada lahan milik warga. Jadi didiskusikan dulu,” sarannya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat Malinau yang bermukim di lereng gunung untuk dapat berhati-hati. Mengingat intensitas curah hujan cukup tinggi untuk tetap waspada. (eby)